Sabtu, 28 September 2024

💠Jangan Nikah Kalau Masih Fokus Ngaji

Untuk Pria, Jangan Buru-buru Nikah Kalau Masih Fokus Menuntut Ilmu (ngaji) 》Wasiat Imam Abu Hanifah Kepada Para Pemuda

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Al Asybah Wan Nadzoir
👳‍♂️Imam Ibnu Nujaim (970H)


Apakah harus mapan dulu sebelum nikah?

Engga juga, mapan itu relatif, karna kita lihat dari segi jumlah materi yang kita miliki. Gak ada ketentuan harus punya uang sekian juta atau sekian milyar dulu atau harus punya mobil dulu baru boleh nikah, gak ada aturan begitu.

Yang pasti, jika ingin menikah tentu harus punya bekal ilmu dan harta, serta kesiapan mental.
Cari ilmu dulu (ngaji) sampe tuntas, terutama ilmu agama (khususnya fiqh nikah/pranikah), ilmu lainnya nyusul, setelah itu bangun skill/keahlian tertentu sebelum mendapatkan pekerjaan atau cari kerja yang halal lainnya untuk kumpulin uang.

Baru setelah kira-kira setelah bekal uang dan harta sudah dirasa cukup untuk modal nikah berupa mahar, resepsi, tempat tinggal dan untuk kasi nafkah di masa2 awal setelah nikah, maka menikahlah.

Yang enak itu kalo sebagian besar modal dan biaya udah ditanggung ortu, itupun kalau kamu punya ortu yang kaya raya yang bisa back-up semua biaya mu 😄

Ets, tapi lebih gacor lagi kalau sebagian besar modal dan biaya itu berasal dari usahamu/hasil kerjamu sendiri, itu suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi seorang pria.

Yang harus selalu diingat, ngidupin anak org itu butuh biaya besar. Apalagi pas dia mengandung dan setelah melahirkan, dan terlebih lagi ketika anak-anak mulai bersekolah. Butuh mental yang kuat, kerja keras, ekstra sabar dan tanggungjawab serta keikhlasan dalam membangun dan membina rumah tangga, makanya wajib punya bekal ilmu (agama) dan harta.

Inilah nasihat Al Imam al A'dzhom Abu Hanifah :


وصية الإمام الأعظم
ولا تتوزوج الا بعد أن تعلم أنك تقدر على القيام بجميع حوائجها واطلب العلم أولا ثم اجمع المال من الحلال ثم تزوج,
 فانك ان طلبت المال في وقت التعلم عجزت عن طلب العلم ودعاك المال الى شراء الجواري والغلمان وتشتغل بالدنيا والنساء قبل تحصيل العلم,
 فيضيع وقتك ويجتمع عليك الولد ويكثر عيالك فتحتاج الى القيام بمصالحهم وتترك العلم.

واشتغل بالعلم في عنفوان شبابك ووقت فراغ قلبك وخاطرك ثم اشتغل بالمال ليجتمع عندك, فان كثرة الولد والعيال يشوش البال, فاذا جمعت المال فتزوج.

Janganlah menikah kecuali setelah kamu tau bahwa kamu udah mampu untuk bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan2 istrimu.
Ngaji dulu, kalo udah cukup ilmunya trus kumpulin harta benda dari jalan yg halal, lalu menikahlah.
 
Kalo kamu nyari harta benda di saat waktumu nyari ilmu, maka kamu akan lemah dlm mendapatkan ilmu, karena harta benda selalu mengajakmu untuk terus berbisnis dgn orang2 sekitarmu, dan kamu akan disibukkan dgn urusan dunia dan wanita sebelum kamu bener2 mendapatkan ilmu.

(Jika demikian) maka waktumu akan terbuang sia-sia, dan kamu akan punya banyak anak, keluargamu semakin banyak. Maka kamu lebih bakal berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan2 mereka dan lalu meninggalkan ilmu.


Sibukkan waktumu utk mencari ilmu pada masa mudamu, pada saat hatimu masih senggang dari banyak pikiran, kemudian setelah itu sibukkanlah dirimu untuk mengumpulkan harta benda, karena sesungguhnya banyaknya anak dan keluarga akan ngganggu pikiran. Dan ketika harta sudah kamu kumpulkan, maka menikahlah.


📕Al Asybah wan Nadzoir halamab 369, Cet. DKI (darul kutub 'ilmiyah).


●●●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

👋 Panduan Membaca

💠Penjelasan Tema Artikel

                   Tema  & Bahasan   • Aqidah & Filsafat Memuat tulisan-tulisan pembahasan tentang Ilmu kalam, teologi, Ilmu mantiq...