Jumat, 20 September 2024

๐Ÿ’ Tafsir Surah Asy Syu'aro Ayat 224 – 227

Tafsir Surah Asy Syu'aro Ayat 224-227 Penyair Yang Tercela dan Yang Terpuji

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


๐Ÿ“šKitab : Al Quran dan Tafsirnya Edisi Depag RI 


ูˆَุงู„ุดُّุนَุฑَุงุกُ ูŠَุชَّุจِุนُู‡ُู…ُ ุงู„ْุบَุงูˆُูˆู†َ (224) ุฃَู„َู…ْ ุชَุฑَ ุฃَู†َّู‡ُู…ْ ูِูŠ ูƒُู„ِّ ูˆَุงุฏٍ ูŠَู‡ِูŠู…ُูˆู†َ (225) ูˆَุฃَู†َّู‡ُู…ْ ูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ู…َุง ู„َุง ูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ (226) ุฅِู„ุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَุนَู…ِู„ُูˆุง ุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชِ ูˆَุฐَูƒَุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูƒَุซِูŠุฑًุง ูˆَุงู†ْุชَุตَุฑُูˆุง ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ู…َุง ุธُู„ِู…ُูˆุง ูˆَุณَูŠَุนْู„َู…ُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ุฃَูŠَّ ู…ُู†ْู‚َู„َุจٍ ูŠَู†ْู‚َู„ِุจُูˆู†َ (227) 


"Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwa mereka mengembara di tiap-tiap lembah dan bahwa mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya? kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali." 

●{Ayat ke 224}

Ayat ini menerangkan bahwa para penyair pada waktu itu sering diikuti orang2 yg sesat dan menyimpang dari jalan yg lurus serta 
cenderung kepada perbuatan yg merusak. Sedangkan para pengikut Nabi Muhammad bukanlah yg demikian. Mereka banyak beribadah terutama sholat dan selalu bersikap zuhud. 

●{Ayat ke 225-226}

Ayat ini menerangkan jalan-jalan sesat yg telah ditempuh oleh para penyair dlm menyusun syairnya, yaitu: 

1. Para penyair itu membuat syair tanpa tujuan yg jelas. Kadang2 mereka memuji sesuatu yg pernah mereka cela, mengagungkan sesuatu yg pernah mereka hina, dan mengakui sesuatu yg pernah mereka ingkari kebenarannya. 

Hal ini membuktikan bahwa tujuan mereka membuat syair bukan untuk mencari kebenaran atau menyatakan sesuatu yg benar. Dlm menyusun syair2 itu, mereka hanya berpegang pada hayalan. Semakin banyak khayalan dan angan2 mereka, semakin baik pula syair yg mereka buat. Kesesatan ahli syair itu hanya diikuti oleh orang2 yg sesat pula, tidak akan diikuti oleh orang2 yg suka mencari kebenaran. 

2. Para ahli syair itu sering mengatakan apa yg tidak mereka lakukan. Mereka menganjurkan agar manusia pemurah dan suka memberi, tetapi 
mereka sendiri pelit dan kikir. Mereka sering mengarang syair untuk menyinggung kehormatan orang lain, seperti mencela, mencaci-maki, dan sebagainya, karena sesuatu sebab yg kecil saja. 
Sebaliknya, mereka sering pula mengagungkan dan memuji-muji seseorang karena sebab yg kecil pula. 

▪︎ Itulah ciri2 penyair yg dicela oleh Allah. Akan tetapi, ada pula penyair yg baik budi pekertinya, dan cukup luas ilmu pengetahuannya. Syairnya mendorong semangat orang lain untuk berbuat baik, dan mengandung butir2 hikmah, nasihat, dan pelajaran. 
Di antaranya adalah syair Umayyah bin Abi Sholt, sebagaimana kisah berikut ini : 

Dari ‘Amr bin asy Syarid, dari bapaknya, bahwa ia berkata, “Pada suatu hari aku memboncengkan Rasulullah, maka beliau menanyakan kepadaku,  ‘Apakah engkau menghafal beberapa bait syair Umayyah bin Abi Sholt?’ Aku menjawab, ‘Ada’. Rasulullah berkata, ‘Bacalah segera’. Maka aku 
membacakan satu bait. Rasulullah berkata, ‘Bacakan lagi’. Maka aku membacakannya satu bait lagi. Rosululloh berkata, ‘Lanjutkanlah’. Aku melanjutkannya hingga seratus bait.” 
๐Ÿ“š(HR. Imam Muslim) 

Sikap Rasulullah terhadap syair Umayyah bin Abi Sholt ini menunjukkan bahwa beliau menyukai syair dan para penyair, asalkan penyair itu orang 
yg berakhlak, bercita2 luhur, dan syair-syairnya banyak mengandung butir2 hikmah. Tidak seperti para penyair dan syair2 yg sifat2 nya disebutkan pada ayat2 yg sebelumnya (ayat 221-226). Karna para penyair dan syair2 seperti itulah yg dicela dan dilarang oleh Rosululloh.

●{Ayat ke 227}

Ayat ini menerangkan bahwa syair dan penyair yang baik dan bermanfaat itu ialah yg mempunyai sifat2 di bawah ini: 

1. Beriman kepada Allah. 
2. Beramal saleh.
3. Menyebut dan mengagungkan nama Allah, sehingga menambah kemantapan imannya kepada kebesaran dan keesaan-Nya.
4. Mendorong orang2 yg beriman untuk berjihad, menegakkan agama Allah, melepaskan diri dari penganiayaan orang2 yg memusuhi mereka dan agama-Nya. 

Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir Thobari dan Imam Ibnu Abi Syaibah bahwa ketika ayat di atas turun, datanglah Hasan bin Tsabit, ‘Abdullah bin 
Rowahah, dan Ka‘ab bin Malik, mereka menghadap Rasulullah. Mereka dalam keadaan menangis dan menyesali diri karena mereka termasuk para penyair. Maka Rosululloh membacakan ayat ini (Asy Syu‘aro' : 227) kepada mereka. 
Sejak permulaan surat ini, Allah telah menerangkan dalil2 akal tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya melalui kisah para nabi terdahulu dgn umatnya yg dapat menghibur Rosululloh yg saat itu sedang resah karena sikap kaumnya. 
Kisah2 itu juga menerangkan bukti2 kebenaran para nabi yg diutus-Nya, perbedaan tukang ramal dgn Rasulullah, membandingkan para penyair dan syair yg buruk dgn para penyair dan syair yg terpuji.

➡️Aspek kesesatan para Ahli Syair adalah: 

a. Mereka senang memerintahkan sesuatu yg tidak mereka kerjakan.
b. Syairnya berisi pemujaan berhala, kemaksiatan, kemewahan, dll. 

➡️Sedangkan Penyair dan Syair yg benar adalah: 

a. Yg beriman kpd Allah.
b. Syair nya itu mengagungkan Asma Allah.
c. Ia Beramal sholeh.
d. Syair nya itu mengajak orang untuk beriman, beramal, dan berjihad.
4. Memperingatkan manusia agar selalu mengikuti agama yg disampaikan para Rosul.


๐Ÿ“•Al Quran dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Juz 19, Jilid 11. Cet. Widya Cahaya, Jakarta 


○○○

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

๐Ÿ‘‹ Panduan Membaca

๐Ÿ’ Penjelasan Tema Artikel

                   Tema  & Bahasan   • Aqidah & Filsafat Memuat tulisan-tulisan pembahasan tentang Ilmu kalam, teologi, Ilmu mantiq...