Sabtu, 05 Oktober 2024

💠Adab-Adab Dalam Menyembelih Qurban

Adab-Adab Yang Harus Diperhatikan Dalam Menyembelih Hewan Kurban 

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny

☆Referensi saya :

📕Mausu'ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah
🏛Kementrian Wakaf Kuwait



Sebagian besar umat Islam di seluruh dunia sudah melaksanakan ibadah penyembelihan hewan kurban, namun masih banyak yang tidak mengetahui dan paham tentang adab sebelum, ketika, dan sesudah proses menyembelih hewan kurban yg sesuai anjuran Nabi ﷺ dan pemahaman para Ulama yang ahli di bidangnya.

Inilah beberapa adab yang perlu diperhatikan saat proses menyembelih hewan kurban, dijelaskan lengkap dalam kitab Mausuah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, salah satu kitab Fiqh yang disusun dan ditulis oleh para alim ulama dari negara Kuwait.



●Adab-adab yang harus diperhatikan saat menyembelih:

1 - Menyembelih dgn peralatan besi yg tajam, seperti pisau dan pedang yg tajam.

Bukan yg selain besi; Karena kalau gak pake dari besi yg tajam akan bertentangan dgn sabda Nabi ﷺ :

وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihannya.” (HR Muslim)

2 - Menyegerakan penyelesaian saat proses memotong- yakni mempercepat gerakannya - karena itu dapat menenangkan hewan kurban.

[[Qultu : Jangan kelamaan dlm proses penyembelihan, nnti bisa bikin hewan meronta-ronta dan kesakitan, maka dari itu segera tuntaskan proses memotongnya.
Saat pemotongan, perlu diperhatikan hal ini, yakni memutuskan tiga saluran, berupa pembuluh darah, pernapasan, dan saluran makanan. Setelah hewan benar-benar mati, maka bisa melakukan proses selanjutnya]].

3 - Menghadap arah kiblat

Dari sisi penyembelih dan dari sisi hewan yg hendak disembelih dihadapkan ke arah kiblat pada posisi leher yg akan disembelih, bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah.”

Sayidina Abdullah bin Umar membenci memakan daging hewan yg saat disembelih nggak diarahin ke kiblat. Dan dalam hal ini gak ada sahabat lain yg menentang beliau , diriwayatkan dari Sirin dan Jabir bin Zaid.

4 - Menajamkan pisau sebelum menempatkan hewan sembelihan.

Hal ini dinyatakan oleh para ulama Hanafi, Maliki dan Syafi'i, dan mereka sepakat bahwa tidak disukai jika Tukang Sembelih mengasah pisau di hadapan hewan yg siap untuk disembelih,

Seperti yang diriwayatkan oleh Imam al Hakim dari sayidina Ibnu Abbas RA :
Nabi ﷺ mengamati seseorang yg meletakkan kakinya di atas pipi kambing saat ia mengasah pisaunya, sedangkan kambing itu memandang kpd org tersebut. Lantas Nabi ﷺ berkata, “Apa kamu mau membunuhnya dgn beberapa kali kematian??? Hendaklah pisaumu sudah diasah dulu sebelum kamu nempatin kambing mu.”

[[Qultu : Jangan sampai hewan qurban lainnya melihat proses penyembelihan hewan kurban lain

Penting untuk diperhatikan agar proses penyembelihan tidak terlihat oleh hewan lainnya. Tujuannya adalah agar hewan tidak stress dan merasa ketakutan]]

Hewan yg disembelih tidak diharamkan dgn meninggalkan hal-hal yg dianjurkan dari penyembelihan, atau dgn melakukan hal-hal yg tercela.
Karena larangan yg diturunkan dari hadits tersebut bukan karena makna yang dilarang, tapi makna yg lain, yaitu apa yg ditimpakan kpd hewan sembelihan berupa bertambahnya rasa sakit yg tidak diperlukan, maka tidak boleh mengharuskan adanya kerusakan

5 - Meletakkan hewan sembelihan dengan pelan di sisi kirinya. 

Imam Nawawi berkata : Terdapat bbrp Hadits tentang membaringkan hewan, dan para ulama kaum muslimin sepakat dan menyatakan bahwa meletakkan hewan kurban yg benar adalah di sisi kirinya karena agar lebih mudah bagi penyembelih untuk memotong dgn tangan kanan dan megang kepala hewan nya pake tangan kiri.

6 - Membawa hewan kurban ke tempat penyembelihan dgn lemah lembut, ini sudah dijelaskan oleh para ulama Syafiiyah

7 - Menawarkan air minum ke hewan sembelihan sebelum menyembelihnya, ini juga dijelaskan oleh para ulama Syafiiyah

8 - Dan jika penyembelihan kurban adalah dari kurban Udh-hiyah (hewan yg disembelih di hari raya) maka ucapkan takbir tiga kali sebelum basmallah dan tiga kali takbir setelahnya, dan kemudian ucapkan:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

"Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari Mu. Dan dgn ini aku bertaqorrub kpd Mu. Karenanya wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah qurbanku."

Hal ini sudah ditegaskan oleh para ulama Syafiiyah

[[Qultu : Kalau yang menyembelih bukan orang yg berqurban maka doa ini dibaca oleh orang yg menyembelihnya (tukang jagal) tersebut dgn lafadh berikut ini:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنْ ...
(menyebut: nama orang yg berqurban ) ]]

9 - Penyembelihan dilakukan dgn tangan kanan, seperti yg dinyatakan oleh para ulama Malikiyah dan Syafi'iyah

10 - Tidak berlebihan dlm memotong hingga sampai patah tulang belakangnya atau sampai memisahkan kepala hewan kurban dari badannya pada saat penyembelihan.

Begitu juga ketika setelah menyembelih sebelum dingin, serta menguliti sebelum dingin karena semua ini menambah rasa sakit yg tidak perlu baginya.

[[Qultu : "Sebelum dingin" Dingin di situ maksudnya adalah syarafnya yg dingin yakni seluruh tubuhnya diam berhenti bergerak/nyawanya benar² sudah hilang]]

Dan untuk hadits dari sayidina Ibnu Abbas RA  "Bahwa Nabi ﷺ melarang tafarus ketika menyembelih hewan ".

Imam Ibnu Atsir berkata dlm kitab Nihayah, makna Tafarus adalah hewan yg disembelih dipatahkan lehernya sebelum dingin.”

Walau dipatahkan atau dikuliti sebelum tubuhnya dingin maka (dagingnya) tidaklah haram karena cara penyembelihan sudah sah dgn syarat-syaratnya.

Ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah menyatakan bahwa hukumnya makruh jika dipotong anggota tubuhnya, atau dipanggang api sehabis disembelih dan sebelum ruhnya benar2 hilang.

Ulama Syafiiyah juga menyatakan bahwa makruh menggeser dan memindahkan nya sebelum ruhnya benar2 hilang.

Sdgkn Qodhi dari kalangan Hanabilah berkata: Diharamkan memisahkan lehernya dan memotong (organ) nya sebelum dingin.

[[Qultu : "Sebelum dingin". -Dingin- di situ maksudnya adalah syarafnya yg dingin yakni seluruh tubuhnya diam berhenti bergerak/nyawanya benar² sudah hilang]]

📕Mausu'ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah, juz 21 halaman 196-198, Cet. Kementrian Wakaf & Agama Negara Kuwait.


آداب ينبغي مراعاتها عند الذبح:

1أ – أن يكون بآلة حديد حادة كالسكين والسيف الحادين لا بغير الحديد; لأن ذلك مخالف للإراحة المطلوبة في قوله صلى الله عليه وسلم (وليرح ذبيحته) .

2ب – التذفيف في القطع – وهو الإسراع – لأن فيه إراحة للذبيحة .

3ج – أن يكون الذابح مستقبل القبلة ، والذبيحة موجهة إلى القبلة بمذبحها لا بوجهها إذ هي جهة الرغبة إلى طاعة الله عز شأنه ; ولأن ابن عمر – رضي الله عنهما – كان يكره أن يأكل ذبيحة لغير القبلة. ولا مخالف له من الصحابة ، وصح ذلك عن ابن سيرين وجابر بن زيد .

4د- إحداد الشفرة قبل إضجاع الشاة ونحوها، صرح بذلك الحنفية، والمالكية والشافعية، واتفقوا على كراهة أن يحد الذابح الشفرة بين يدي الذبيحة، وهي مهيأة للذبح لما أخرجه الحاكم عن ابن عباس – رضي الله عنهما- (أن رجلا أضجع شاة يريد أن يذبحها وهو يحد شفرته ، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم : أتريد أن تميتها موتات ؟ هلا حددت شفرتك قبل أن تضجعها)

ولا تحرُم الذبيحة بترك شيء من مستحبات الذبح، أو فعل شيء من مكروهاته; لأن النهي المستفاد من الحديث ليس لمعنى في المنهي عنه بل لمعنى في غيره، وهو ما يلحق الحيوان من زيادة ألم لا حاجة إليها  فلا يوجب الفساد .

5هـ – أن تضجع الذبيحة على شقها الأيسر برفق .
قال النووي: جاءت الأحاديث بالإضجاع وأجمع عليه المسلمون، واتفق العلماء على أن إضجاع الذبيحة يكون على جانبها الأيسر لأنه أسهل على الذابح في أخذ السكين باليمين وإمساك رأسها باليسار، وقاس الجمهور على الكبش جميع المذبوحات التي تحتاج فيها إلى الإضجاع .

6و- سوق الذبيحة إلى المذبح برفق، صرح بذلك الشافعية .

7ز- عرض الماء على الذبيحة قبل ذبحها ، صرح بذلك الشافعية أيضا .

8ح – وإذا كانت الذبيحة قربة من القربات كالأضحية يكبر الذابح ثلاثا قبل التسمية وثلاثا بعدها، ثم يقول: اللهم هذا منك وإليك فتقبله مني، صرح بذلك الشافعية .

9ط – كون الذبح باليد اليمنى، صرح بذلك المالكية والشافعية .

10ي – عدم المبالغة في القطع حتى يبلغ الذابح النخاع أو يبين رأس الذبيحة حال ذبحها وكذا بعد الذبح قبل أن تبرد وكذا سلخها قبل أن تبرد لما في كل ذلك من زيادة إيلام لا حاجة إليها .

ولحديث ابن عباس رضي الله عنهما (أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن الذبيحة أن تفرس) .

وقال ابن الأثير في ” النهاية معنى أن تفرس هو كسر رقبة الذبيحة قبل أن تبرد” فإن نخع أو سلخ قبل أن تبرد لم تحرم الذبيحة لوجود التذكية بشرائطها .

وصرح المالكية والشافعية والحنابلة بكراهة قطع عضو منها، أو إلقائها في النار بعد تمام ذبحها، وقبل خروج روحها .

وصرح الشافعية أيضا بكراهة تحريكها ونقلها قبل خروج روحها .

وقال القاضي من الحنابلة : يحرم كسر عنقها حتى تبرد، وقطع 
عضو منها قبل أن تبرد

●●●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

👋 Panduan Membaca

💠Penjelasan Tema Artikel

                   Tema  & Bahasan   • Aqidah & Filsafat Memuat tulisan-tulisan pembahasan tentang Ilmu kalam, teologi, Ilmu mantiq...