Minggu, 06 Oktober 2024

💠Kaum Musyrikin Itu Najis Menurut Al-Quran

Kaum Musyrikin Itu Najis - Tafsir At Taubah Ayat 28

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Tafsir Quran Al Munir
👳‍♂️Syaikh DR. Wahbah Zuhaili

~

▪︎ Thoharoh atau Bersuci, itu ada 2 jenis :


1. Bersuci secara hissi/inderawi (tampak).

Yakni membersihkan diri dari najis-najis hissy seperti bekas kotoran, kencing, darah, nanah dan bangkai.
Cara bersucinya yakni dengan mengalirkan & membasuhnya dengan air yang suci dan mensucikan.

Najis hissy adalah benda-benda yang secara umum dianggap kotor menurut syariat Islam seperti yang sudah disebutkan di atas.

2. Bersuci secara maknawi/majazi (abstrak).

Yang dimaksud bersuci secara maknawi adalah seseorang yang membersihkan diri dari najis-najis maknawi seperti kesyirikan, kefasikan, kemaksiyatan dan kekufuran dan perbuatan dosa lainnya.
Cara bersucinya dengan cara bertaubat kepada Allah dan menjauhi hal-hal terlarang yang telah disebutkan tadi.
 
Dan najis maknawi adalah najis i'tiqod/keyakinan serta perbuatan yang bersifat kesyirikan, kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.

Najis maknawi adalah salah satu najis yang dimaksud dalam ayat Al-Qur'an :
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ "
"..innamal musyrikuuna najasun...".

~

▪︎ Tafsir dan Penjelasan


"Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya, sesungguhnya orang-orang musyrik adalah Najis, aqidah mereka rusak serta bergelimang dalam najis. Mereka orang-orang yang najis karena buruknya bagian dalam tubuh mereka dan kerusakan aqidah mereka karena menyembah berhala-berhala dan patung-patung atau karena mereka bersama dengan kemusyrikan.
Mereka adalah seperti najis yang harus dijauhi atau karena mereka tidak bersuci, tidak mandi junub dan tidak menjauhi najis-najis yang tampak. Jika mereka orang-orang yang najis, janganlah mereka memasuki Masjidil Harom, jangan pula thowaf dalam keadaan telanjang.
Ini adalah larangan kepada orang-orang mukmin agar tidak mengizinkan orang-orang musyrik memasuki Masjidil Harom setelah tahun ke 9 H. 

Firman Allah : (Innamal musyrikuna najasun} menunjukkan pembatasan makna. Maksudnya, tidak ada yang najis kecuali orang Musyrik. Yang dimaksud dengan orang-orang musyrik menurut pendapat mayoritas ulama adalah para penyembah berhala. Sekelompok ulama berpendapat bahwa ayat ini mencakup semua orang kafir dengan dalil firman Allah :

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni opa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki." 📚An Nisaa' : 48

Ini adalah pendapat yang paling unggul dan yang tampak dari ayat tersebut yang dimaksud dengan najis di situ adalah Najis Maknawi, yakni najis i'tiqod (keyakinan). 
Imam Az Zamakhsyari meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa orang-orang musyrik itu Najis sebagaimana najisnya anjing dan babi, sesuai makna dzohir dari ayat tersebut. Namun mayoritas ulama Fuqoha' sepakat bahwa mereka berbeda dengan pendapat pertama tersebut, mereka berpendapat bahwa Badan mereka (orang-orang Musyrik) itu suci.

Orang Musyrik atau orang kafir itu bukanlah Najis secara fisik dan zat, sebab Allah telah menghalalkan makanan yang diberikan Ahlul kitab (non muslim) untuk kaum Muslimin."


📕Tafsir Quran, Al Munir fil Aqidati wa Syari'ati wal Manhaji, Jilid 5, Surah at Taubah : 28, halaman 516, Cet. Darul Fikr.


○○○



Sabtu, 05 Oktober 2024

💠Waktu Mustajab Untuk Berdoa Di Hari Jumat

Waktu-waktu Yang Mustajab Untuk Berdoa di Hari Jumat

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Fathul Bari Syarh Shohih Bokhori
👳‍♂️Imam Ibnu Hajar al Asqolani



Jangan lewatkan momen ini untuk tidak berdoa. Sayang banget kalo gak doa, mumpung hari Jumat. Full barokah lur 😁👍, insyallah pasti qobul. Jangan lupa tingkatkan juga ikhtiarnya.

▪︎ Di dalam Kitab Fathul Bari, Imam Ibnu Hajar al Asqolani menjelaskan sebagai berikut :

قوله ( باب الدعاء في الساعة التي في يوم الجمعة ) 
Bab Berdoa di waktu (Mustajab) yg ada di Hari Jumat 

Dari sohabat Abu Huroiroh, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang hari Jumat, lalu beliau bersabda,

فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ 

“Padanya (hari Jumat) terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat kemudian dia memulaikan suatu doa pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang dia minta. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya: Kami katakan, 'Beliau menyedikitkannya, mengecilkannya." 
📜HR. Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad.

أي التي ترجى فيها إجابة الدعاء . وقد ترجم في كتاب الجمعة « باب الساعة التي في يوم الجمعة » ولم يذكر في البابين شيئا يشعر بتعيينها . وقد اختلف في ذلك كثيراً ، واقتصر الخطابي منها على وجهين : أحدهما أنها ساعة الصلاة ، والآخر أنها ساعة من النهار عند دنو الشمس للغروب ، وتقدم سياق الحديث في كتاب الجمعة من طريق الأعرج عن أبي هريرة بلفظ « فيه ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه ، وأشار بيده يقللها ، وقد ذكرت شرحه هنالك 

Maksudnya, saat atau waktu yang diharapkan untuk dikabulkannya doa (waktu mustajab). Dalam pembahasan tentang hari Jum'at, Imam Bukhari mencantumkan judul "Waktu (mustajab) yg terdapat pada hari Jum'at", tapi dalam bab itu dan juga dlm bab ini, Imam Bukhari tidak mencantumkan sesuatu yg menetapkan waktunya.

Ada banyak perbedaan pendapat mengenai hal ini. Imam Abu Sulaiman al Khaththabi
membatasinya hanya pada dua waktu, yaitu selama waktu sholat Jumat dan waktu di
siang hari ketika matahari hampir terbenam (antara ba'da Ashar ke Magrib)... "


📕Fathul Bari Syarh Bukhori, juz 11 halaman 202, Cet. Maktabah Malik Fahd. 


▪︎ Menurut Imam Ibnu Hajar, ada beda pendapat hingga 40 pendapat dalam masalah ini mengenai penentuan kapankah waktu mustajab terkabulnya doa di hari Jumat. 
Tapi pendapat yg paling dekat dgn dalil hadits memang hanya dua :

1. Antara duduknya Imam (khotib) di mimbar hingga selesai sholat.

Dari sohabat Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari ra, ia berkata, "Abdullah bin Umar bertanya kepadaku:

"'Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadis dari Rasulullah Shollallahu alaihi wassallam mengenai waktu mustajabnya doa di hari Jumat?' Abu Burdah menjawab, 'Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasulullah Shollallahu alaihi wassallam bersabda:

هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ

Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan Sholat Jumat." 
📜HR Imam Muslim.


2. Ba'da ‘Ashar sampe tenggelamnya matahari.

Dari sohabat Jabir bin ‘Abdillah ra, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, beliau bersabda:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ يُرِيدُ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ 

"(Waktu siang) di hari Jumat ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah Azza wa Jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jumat) pasti Allah Azza wa Jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah Ashar." 
📜HR Imam Abu Dawud dan Imam An Nasa’i.

Dari sohabat Abu Said al Khudri dan Abu Huroiroh, Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ

Di hari Jumat terdapat suatu waktu, dimana jika ada seorang hamba muslim yang memanjatkan doa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, Allah akan memberi apa yang dia minta. Waktu itu adalah setelah Ashar. 
📜HR Imam Ahmad

Dari sohabat Abdullah bin Sallam ra, beliau pernah bertanya kepada Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, 
“Kami menjumpai dalam kitabullah, bahwa di hari jumat ada satu waktu, apabila ada seorang hamba beriman melakukan shalat bertepatan dengan waktu tersebut, kemudian memohon kepada Allah, maka Allah akan penuhi permohonannya.” 

Kemudian Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam berisyarat kepadaku, ‘Itu hanya sebentar?’
‘Anda benar, hanya sebentar.’ Jawab Abdullah bin Sallam.

Lalu Abdullah bertanya, ‘Kapan waktu itu’
Jawab beliau,

هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ 

“Itu adalah waktu di penhujung hari.”
‘Bukankah itu waktu larangan shalat?’
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَلَى ، إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ ، فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ

“Benar, tapi ketika seorang hamba melakukan sholat (di awal asar), lalu dia duduk menunggu shalat berikutnya, dia terhitung sedang melakukan shalat.” 
📜HR. Imam Ibnu Majah. 


●●●

💠Amaliyah Ba'da Salam Sholat Jumat

Amaliyah Jumat, Doa Setelah Salam Sholat Jumat), Sebelum Merubah Posisi Kaki (Masih Posisi Tahiyat Akhir) 

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny 


☆Referensi saya :

📕Bughyatul Mustarsyidin
👳‍♂️Al Imam Sayyid Abdurrahman al Hadhromi


Amaliyah ba'da salam sholat Jumat, sebelum merubah posisi kaki (kaki masih posisi Tahiyat akhir) :


فائدة : ورد أن من قرأ الفاتحة والإخلاص والمعوذتين سبعاً سبعاً عقب سلامه من الجمعة قبل أن يثني رجليه غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر ، وأعطي من الأجر بعدد من آمن بالله ورسوله، ويوعد من السوء إلى الجمعة الأخرى، وفي رواية زيادة وقبل أن يتكلم حفظ له دينه ودنياه وأهله وولده ويقول بعدها أربع مرات : اللهم يا غني يا حمید، با مبدىء یا معید، يا رحيم يا ودود، أغنني بحلالك عن حرامك، وبطاعتك عن معصيتك، وبفضلك عمن سواك، ام باعشن. ونقل عن أبي الصيف أن من قال هذا الدعاء يوم الجمعة سبعين
اهـ
بغية المسترشدين ص: 1.6 


Faidah wirid

"Barangsiapa yg membaca surat Al Fatihah, Al Ikhlas dan surat Al Mu'awwidzatain (An Nas & Al Falaq) masing2 tujuh kali setelah ia salam dari shalat Jumat, sebelum dia melipat kedua kakinya dgn artian posisi kakinya tetap seperti tahiyat akhir.

Maka Allah ampuni dosa yg telah berlalu dan yg akan datang, dan Allah berikan pahala sebanyak jumlah orang yg beriman pada Allah dan rosul Nya, dan Allah janji akan menjauhkan dia dari kejelekan sampai Jumat berikutnya.

Dalam riwayat yg lainnya, "Kalo dibaca sebelum dia berbicara/berucap (kata2 lain), maka Allah akan menjaga agamanya, dunianya, keluarganya dan anak2 nya dan setelah itu bacalah doa ini :

اللهم يا غني يا حميد يا مبدئ يا معيد يا رحيم يا ودود أغنني بحلا لك عن حرامك وطاعتك عن معصيتك وبفضلك عمن سواك   

Allohumma Ya Ghoniyyu Ya Hamid, Ya Mubdi’u Ya Mu’id, Ya Rohimu Ya Wadud, Aghnini bihalalika an haromika, wa bi tho’atika an ma’shiyatika, wa bifadhlika 'amman siwaka.

Ya Allah, Wahai Dzat yg Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta,  Maha Mengembalikan, Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha penuh Cinta, kami memohon kepada Mu, jadikanlah kami kaya dgn apa yg telah Kau halalkan dari yg Kau haramkan, dan dgn ketaatan pada Mu dari bermaksiat pada Mu, dan karunia Mu dari pihak selain diri Mu."


📕Bughyatul Mustarsyidin, halaman 106, Cet. DKI (darul kutub 'ilmiyah).


~Qultu : Itu kan buat cowo, gimana kalo buat cewe? Kan ga wajib Solat Jumat?
Untuk wanita, boleh diamalkan setelah salam sholat Dzuhur di hari Jumat.

●●●

💠Husnudzhon Bila Doamu Belum Dikabulkan

Jangan Khawatir Bila Doa Belum Dikabulkan - Imam Al Jauzi 

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Shoidul Khotir 
👳‍♂️Imam Abul Faroj Ibnu Al Jauzi


Saya (Imam Ibnu al Jauzi) melihat keanehan ketika seorang mukmin berdoa sama Allah tapi belum juga dikabulkan. Dia mengulang2 doanya sampe sekian lama , tapi gak juga dateng tanda2 jawaban dari Allah . 
Harusnya kan dia tau kalo hal itu adalah cobaan yg butuh kesabaran . Dia gak boleh khawatir selama nunggu terkabulnya doa , karna kekhawatiran itu adalah penyakit yg harus disembuhkan . Saya (Imam Ibnu Al Jauzi) juga pernah ngalamin yg begitu . 
Ketika itu , saya ditimpa musibah maka saya berdoa dgn sungguh2. Tapi gak juga dateng tanda2 jawabannya . Mulailah Iblis nebar perangkap tipu daya. Suatu saat dia berkata dlm bisikan di jiwa saya.

👹 :  "Kedermawanan itu sangatlah luas dan Allah tidaklah kikir, lalu apa artinya kalo jawaban dari doa2 mu malah ditunda sama Allah? " 

👳‍♂️Saya jawab : "Diamlah wahai makhluk yg terkutuk, Aku gak butuh nasehatmu" 
👳‍♂️Saya kemudian merenungkan diri. Kepada jiwa ini saya berkata :  "Hapuslah kegelisahanmu , wahai jiwaku,  Allah tidak menunda kecuali ingin menguji ketabahanmu dlm menghadapi musuhmu (masalahmu) , agar kamu menjadi tangguh." 

💙Jiwa saya berbisik menjawab  " Hiburlah aku yg sedang dirundung duka menunggu terkabulnya doa ini . " 

👳‍♂️Saya menjelaskan bbrp nasihat kepada jiwa saya ini : 

●Pertama , telah tsabit dgn bukti bahwa Allah aza wa jalla sang Maharaja, Raja yg memiliki kekuasaan dan wewenang untuk memberi ataupun tidak memberi. Maka , gak ada alasan buat kita untuk menentang Nya . 

●Kedua , hikmah2 Nya telah tsabit dgn jelas lewat dalil2 yg qoth'i . Mungkin kamu menilai sesuatu itu baik untukmu , tapi sebenernya di balik itu ada hikmah yg gak kamu ketahui . Lihat seorang dokter yg memberikan resep yg gak kamh ketahui hikmahnya, karena secara dzohir, obat adalah pahit . Hal itu bisa kamu bandingin dgn hikmah Allah . 

●Ketiga , bisa aja pengabulan doa ditunda demi suatu maslahat , sementara kalo doa segera dikabulkan malah akan timbul bahaya . Rasulullah pernah bersabda, "Seseorang akan berada dlm kebaikan selama dia gak tergesa2 berkata , saya -berdoa namun tak kunjung dikabulkan- ". 

●Keempat , bisa aja doamu tertolak , wahai jiwaku , karena aib yg kamu simpan dlm dirimu . Mungkin aja dlm makananmu ada sesuatu yg syubhat atau hatimu lalai saat berdoa . Mungkin aja karna kamu gak sungguh2 bertaubat sama Allah , karna gak segera meninggalkan perbuatan dosa . Itulah siksaan yg kamu alami wahai jiwaku. Wahai jiwaku, hendaknya kamu melihat, di mana letak kekuranganmu. " 

●Kelima , yg harus dilakukan olehmu dlm persoalan ini, wahai jiwaku, adalah berusaha memandang segala sesuatu dgn jernih. Mungkin dgn terkabulnya apa yg kamu inginkan malah akan bertambah juga dosa2 mu . Atau bisa jadi, hal itu akan ngurangi derajat amalmu dlm kebaikan , maka dgn gak langsung dikabulkan doa2 mu saat itu, maka akan bermanfaat baik buat kamu . 

●Keenam, wahai jiwaku, mungkin aja apa yg gak engkau capai itu merupakan rahmat agar engkau tetap dekat dgn pintu Nya. Selain itu, keberhasilanmu dikhawatirkan malah akan menjauhkanmu dari pintu harapan kpd Nya , dgn dalil bahwa misalnya kamu gak tertimpa musibah , mungkin engkau gak akan terlalu dekat dgn Nya. " 

Allah Maha tahu apa yg harus dilakukan Nya terhadap para hamba. Gak jarang, pas seorang hamba mendapat nikmat , ia malah sangat disibukkan dgn nikmat itu. Maka, di tengah2 nikmat itu datanglah cobaan yg membuat kamu kembali menuju pintu Nya dan memohon pertolongan kepada Nya . Itu adalah contoh sebuah nikmat yg dibungkus dgn musibah dan cobaan . 

Cobaan yg sebenarnya adalah cobaan yg ngingetin kamu untuk kembali kpd Allah ketika kamu terlalu sibuk dgn apa yg kamu alami . Di situlah kamu akan dapat keindahannya yg tiada tara.


📕Shoidul Khotir, halaman 66-68, Cet. DKI (darul kutub 'ilmiyah) 


لا تجزع إذا تأخرت إجابة الدعاء 
رأيت من البلاء أن المؤمن يدعو فلا يجاب ، فيكرر الدعاء وتطول المدة ، ولا يرى أثراً للإجابة ، فينبغي له أن يعلم أن هذا من البلاء الذي يحتاج إلى الصبر . 
وما يعرض للنفس من الوسواس في تأخير الجـواب مرض يحتاج إلى طب ، ولقد عرض لي من هذا الجنس . فإنه نزلت بي نازلة ، فدعوت ، فلم أر الإجابة ، فأخذ إبليس يجول في حلبات کیده . 
فتارة يقول : الكلام واسع والبخل معدوم ، فما فائدة تأخير الجواب ؟ فقلت له : إخسأ يا لعين ، فما أحتاج إلى تقاضي ، ولا أرضاك وكيلا . 
ثم عدت إلى نفسي فقلت : إياك ومساكنة وسوسته ، فإنه لو لم يكن في تأخير الإجابة إلا أن يبلوك المقدر في محاربة العدو لكفي في الحكمة . قالت : فسلني عن تأخير الإجابة في مثل هذه النازلة . 
فقلت : قد ثبت بالبرهان أن الله عز وجل مالك ، وللمالك التصرف بالمنع والعطاء ، فلا وجه للاعتراض عليه . 
والثاني : أنه قد ثبتت حكمته بالأدلة القاطعة ، فربما رأيت الشيء مصلحة والحكمة لا تقتضيه ، وقد يخفى وجه الحكمة فيما يفعله الطبيب ، من أشياء تؤذي في الظاهـر يقصـد بهـا المصلحة ، فلعل هذا من ذاك . 
والثالث : أنه قد يكون التأخير مصلحة ، والاستعجال مضرة ، وقد قال النبي ﷺ : « لا يزال العبد في خير ما لم يستعجل ، يقول دعوت فلم يستجب لي ». 
: أنه قد يكون امتناع الإجابة لأنة فيك فربما يكون في مأكولك شبهة ، أو قلبك 
الرابع : وقت الدعاء في غفلة ، أو تزاد عقوبتك في منع حاجتك لذنب ما صدقت في التوبة منه . 
فسئل عن تلك الحال فقال : « كان عنـدي منكر ، فمنعني الكلب ، فلمـا عـدت تبت من ذلك ، فكان ما رأيتم » . 
والخامس : أنه ينبغي أن يقع البحث عن مقصودك بهذا المطلوب ، فربما كان في حصوله زيادة إثم ، أو تأخير عن مرتبة خير ، فكان المنع أصلح . 
وقد روي عن بعض السلف أنه كان يسأل الله الغزو ، فهتف به هاتف : « إنك إن غزوت أسرت ، وإن أسرت تنصرت » . 
والسادس : أنه ربما كان فقد ما فقدته سبباً للوقوف على الباب واللجأ وحصـوله سببا للاشتغال به عن المسؤول . 
وهذا الظاهر بدليل أنه لولا هذه النازلة ما رأيناك على باب اللجا . فالحق عز وجل من الخلق اشتغالهم بالبر عنه ، فلذعهم في خلال النعم بعـوارض تدفعهم إلى بابه ، يستغيثون به ، فهذا من النعم في طي البلاء . 
وإنما البلاء المحض ، ما يشغلك عنه ، فأما ما يقيمك بين يديه ، ففيه جمالك.

📕Shoidul Khotir


●●●

💠Cara Mengetahui Kekurangan Diri - Al Jauzi

Cara Mengetahui Kekurangan Dan Kelemahan Diri Menurut Imam Ibnu Al Jauzi

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Thib al Ruhani 
👳‍♂️Imam Abul Faroj Ibnu al Jauzi



CARA MENGENALI KEKURANGAN DIRI SENDIRI

Diri kita ini adalah sesuatu yang sangat dicintai sampe kekurangannya pun gak akan keliatan jelas bagi org yg mencintainya. Di antara manusia ada yg kuat perhatian dan perlawanannya terhadap diri sendiri. 
Diri ditempatkannya pada posisi musuh yg harus dilawan sehingga kekurangannya menjadi nampak jelas.

lyas ibn Mu'awiyah pernah berkata:

"Manusia yg tidak mengenali kekurangan dirinya adalah manusia bodoh." 
Lalu Iyas ditanya seseorang : "Kekuranganmu sendiri apa?" 
Dia menjawab: "Banyak omong."

Iyas paham bahwa kekurangan yg ada pada dirinya adalah suka banyak ngomong. 
Jawaban model begini jarang ada, karna umumnya manusia akan selalu nyembunyiin kekurangan dirinya, tapi bukan berarti dia buta terhadap kekurangannya itu karena manusia yg berakal akan tahu setiap kekurangan yg dia lakukan. Kekurangan yg akan dibahas pengobatannya di sini adalah kekurangan yg bersifat batin atau samar.

Kekurangan yg bersifat batin gak beda kayak penyakit yg karna kesamarannya sulit diketahui oleh seorang dokter. Tapi dokter tetep ngasih resep obat walaupun penyakitnya itu gak menunjukan gejala2 nya. 
Kecintaan menusia terhadap dirinya sendiri akan menghalanginya dari kemampuan melihat kekurangannya yg samar sbg kekurangan yg nyata.

Sebagaimana seorang penyair berkata: "Mata kepuasan akan suram terhadap segala kekurangan, tapi mata kebencian akan awas terhadap setiap kekurangan." 
Sebab ada cerita tentang dua sahabat. Suatu hari, pas mereka akan berpisah, salah seorang bertanya kepada sahabatnya tersebut: 

"Coba bilang padaku, apa kekuranganku?" 
Sahabatnya menjawab: 
"Tanyain aja ke orang lain, karna aku selalu melihatmu dgn mata kesenangan." 
Ada tujuh cara untuk mengetahui kekurangan2 tersembunyi yg tidak terasa sbg kekurangan: 

1. Pertama, pilihlah seorang sahabat yg paling dewasa dan mengerti,  lalu minta sama dia utk jelasin tentang kekurangan2 dirimu, tapi kamu harus nunjukin sikap gembira dan bukan sedih, pas dengarin penjelasannya biar dia merasa nyantai dan terbuka dalam mengungkapkan kekurangan dirimu. 
Katakan padanya: "Bro kalo kamu nyembunyiin sesuatu dariku, brarti kamu juga penipu."

2. Kedua, kamu perhatiin apa yg dikatakan tetangga, saudara, dan semua orang yg berhubungan dgn mu tentang dirimu.

3. Ketiga, perhatiin apa yg dikatakan oleh musuhmu, karna musuh akan selalu memperhatikan kekuranganmu. 
Dari sisi ini seorang musuh dapat memberi manfaat yg tidak dapat diberikan seorang sahabat kepadamu. Hal itu karena musuh akan senantiasa mencari2 dan menyebut2 kekurangan, kalo sahabat biasanya selalu nutup-nutupi. Kalo manusia mengetahui kekurangan melalui musuhnya, dia pasti akan menjauhi kekurangannya itu.

4. Keempat, bayangin perbuatan2 mu terjadi pada orang lain. Maka lakukanlah apa yg dianggap baik dan tinggalkan apa yg dianggap buruk.

5. Kelima, memikirkan akibat dari kekuranganmu sehingga kamu bisa melihat akibat buruk dari suatu keburukan, serta akibat baik dari suatu kebaikan, karena berpikiran yg benar itu suatu kecerdikan.

6. Keenam, perlihatkan amal perbuatanmu kepada orang yg mengerti, tempatkan di atas ukuran syara', dan letakkan di atas timbangan2 keadilan, maka pasti kamu akan dapat melihat mana yg utama dan mana yg hina.

7. Ketujuh, lihatlah para pelaku amal sholih, lalu bandingin amal perbuatanmu dgn amal perbuatan mereka, maka kamu akan melihat bahwa bekas dari kekurangan adalah aib sehingga kamu akan menjauhinya.


📕Thib Al Ruhani lil Imam Ibnu al Jauzi, halaman 53-54, Cet. Maktabah Tsaqofatud Diniyah.


الباب الثالث والعشرون في تعريف الرجل عيوب نفسه 
اعلم أن النفس محبوبة وعيوب المحبوب قد تخفى على المحب ، وفى الناس من يقوى نظره وجهاده للنفس فينزلها منزلة العدو في المخالفة فيظهر له عيوبها . قال إياس بن معاوية « من لم يعرف عيب نفسه فهو أحمق » فقيل له فما عيبك قال « كثرة الكلام ، وهذا أمر نادر والعمل على الغالب ، فإن الغالب أن يخفى الإنسان عيوب نفسه ولسنا نريد لايعرف عيباً فإن العاقل إذا أتى عيباً عرفه ، وإنما غرضنا العيوب الباطنة ، فإنها كالأمراض الباطنة التي لايعلم بها الطبيب فيصف لها دواء ، ولا عليها إمارة ، ومحبة الإنسان لنفسه تمنعه أن يرى العيب الخفى عيباً كما قال أنه الشاعر :
وعين الرضا عن كل عيب كليلة ولكن عين السخط تبدى المساويا 
وقد روى أن رجلاً صحب رجلاً فلما أراد أن يفارقه قال له أخبرني عن عيوبى فقال سل غيرى فإنى كنت أراك بعين الرضا . 
فإن قيل فإذا كانت العيوب باطنة والإنسان لايراها عيوباً فكيف الطريق إلى تعرفها فالجواب إن لذلك سبع طرق : 
الطريق الأول : أن يتخير صديقاً من أعقل مخالطيه ويسأله إبانة
:
مايرى من قبيحة ويعرفه أن ذلك منة منه عليه ، فإذا أخبره ابتهج بما سمع منه ، ولم يظهر له الحزن على ذلك لئلا يقصر في شرح الأمور ، ويقول له متی کتمتنى شيئاً عددتك غاشاً
.
والطريق الثاني : أن يبحث عما يقوله فيه جيرانه وإخوانه ومعاملوه وبماذا يمدحونه أو يذمونه 
والطريق الثالث : أن يتطلع إلى مايقول فيه الأعداء ؛ فإن العدو
،
بحاث عن العيوب ، ومن هذا الوجه ينتفع الإنسان بعدوه ما لا ينتفع بصديقه لأن العدو يذكر النقص والصديق يستر الخلل ، فإذا عرف الإنسان من طريق عدوه نقصه اجتنبه 
والطريق الرابع : أن يصور أفعاله في غيره ثم يستعمل منها مايستحسن ويترك مايستقبح 
والطريق الخامس : أن يعمل فكره في عواقب خلاله وثمراتها فيرى عيب العيب وحسن الحسن ، فإن الفكر الصادق نافذ .
.
والطريق السادس : أن يعرض أعماله على محك الشرع ويريها نافذ العقل ويضعها في موازين العدل ، فإنه يرى الأرجح والأدون 
والطريق السابع : أن ينظر في سير العاملين ثم يقيس أفعاله بأفعالهم فيرى حينئذ أن آثار النقص عيب فيجتنبه فضلاً عن فعل القبيح

📕Thib al Ruhani


●●●

💠Makna Dan Nasehat Kemerdekaan

Makna dan Nasehat Kemerdekaan - Spesial HUT RI 

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕'Idzhotun Nasyi `in
👳‍♂️Syaikh Musthofa al Ghulayini


Sesungguhnya setiap bangsa itu memiliki waktu kematian , dan kematian setiap umat ini adalah hari lenyapnya kemerdekaan umat atau bangsa itu sendiri . 
Kemerdekaan adalah karunia nya Allah , Tuhan Yang Maha Pencipta kpd makhluk Nya , yg diharapkan makhluk itu bisa memanfaatkan dgn baik untuk dirinya sendiri dan orang lain . 
Hurriyyah (kemerdekaan) dlm bahasa , berarti " pembebasan dari segala ikatan .Al Hurru ( orang yg merdeka) adalah lawan dari Al ' Abdu ( hamba/budak) , sebab dia bebas dari ikatan perbudakan . Al Hurru juga berarti "Pilihan" . Bisa berarti " baik " , jika digabung dgn kata "Ath Thin" atau "Ar Romlu" . Romlatun Hurrun artinya " Pasir yg bagus ditanami ". Ardhum Hurrun artinya "tanah yg bagus " . 

Dari penjelasan makna kata Al Hurriyyah tersebut , bisa dipahami bahwa kata Al Hurriyyah menunjukkan pengertian suci , bersih , bagus dan sesuatu yg murni sesuatu dari hal2 yg mengotori dan menodainya . 
Orang yg merdeka adalah orang yg murni pendidikannya , bersih jiwanya , berpegang teguh pada sifat2 terpuji , menjauhkan diri dari sifat2 tercela , melepaskan diri dari segala bentuk ikatan perbudakan dan melaksanakan kewajiban yg menjadi kewajibannya.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah bukan untuk jadi budak atau hambanya orang lain . Tidak untuk jadi bola yg bisa ditendang ke sana kemari semau gue , dijadiin permainan para penguasa , dipermainkan oleh nafsu jahat kaum bangsawan. Tetapi, manusia diciptakan oleh Allah agar dia bekerja dan beramal , baik secara individu atau bersama , sesuai hukum Allah yg berlaku , yakni kebebasan/kemerdekaan.

Anugerah Allah yg besar berupa kemerdekaan ini gak akan dicabut oleh Allah kecuali disebabkan oleh rusaknya jiwa dan mental mereka yg dibuat oleh orang2 yg dzolim . Mereka yg dzolim itu gak akan mbiarin org2 yg dijajah bisa mencurahkan hatinya dgn ilmu pengetahuan . Soalnya mereka tau, bahwa ilmu pengetahuan yg benar itu justru akan menunjukkan kpd mereka utk mengetahui hak2 yg mereka punya.

Ilmu yg benar itu ibarat percikan api yg mengobarkan cita2 utk membebaskan diri dlm jiwa mereka dan membuat orang yg berakal menjadi peka pas mereka diperalat oleh kekuasaan yg bertindak sewenang2. 
Sayidina Umar bin Khotob bertanya kpd 'Amr bin Ash (gubernur Mesir) , ketika anaknya 'Amr berani mukulin seorang warga Mesir.

متى استعبدتم الناس وقد ولدتهم أمهاتهم أحرارا 

"Sejak kapan engkau memperbudak orang2 yg dilahirkan oleh ibu-ibu mereka dlm keadaan bebas? 
Ingat , seseorang itu belum bisa dianggap merdeka , kecuali kalo :

1.  Jiwanya udah mendapatkan pendidikan yg sempurna,
2. Tumbuh dlm hatinya tekad yg keras , memiliki ilmu yg ngga sedikit lalu berani membebaskan diri dari cengkeraman orang yg menguasainya dgn kekuatan dan kesungguhan . 
Buat siapapun yg belum bisa seperti itu , maka orang itu belom bisa dikatakan sbg orang yg merdeka, soalnya antara dia dan kebebasan masih terhalang oleh hamparan hutan lebat yg sangat mengerikan. 


Gak bisa disebut orang merdeka yakni : 

1. Orang yg menjadikan kemerdekaan sebagai kesempatan melakukan perbuatan yang hina,
2. Jalan menuju kerusakan , atau menjadikannya pedang untuk melenyapkan sikap menahan diri.
3. Menggunakannya sbg tombak untuk menusuk sifat2 keutamaan atau memanfaatkannya sbg anak panah untuk merusak kehormatan orang . 
Bukanlah kemerdekaan , jika perbuatan seseorang bisa bikin bahaya utk dirinya sendiri dan orang lain , misalnya menghamburkan harta , melecehkan sifat kemanusiaan, melakukan perbuatan mungkar , melakukan pengerusakan tatanan masyarakat dgn perbuatan2 yg nyakitin hati orang lain, ngadu domba , ngomongin org, bermusuhan dan perbuatan buruk lainnya yg gak sesuai dgn akhlak mulia.

Sebenarnya , banyak orang yg ngaku sbg orang merdeka , tapi masih memakai pakaian budak , dia menjadi tawanan nafsunya , budak pemimpin atau penguasa , dan budak hawa nafsu amarah , yg mendorongnya berbuat kerusakan , selalu melakukannya. Jika nafsu amarah itu mempengaruhinya agar gemar memfitnah dan mengancam orang lain , maka dgn cepat itu akan terpenuhi perbuatannya.

Tapi kalo akal sehatnya mendorongnya untuk mengerjakan hal2 yg dapat menghidupkan nya , dan orang yg tajam pikirannya menganjurkan agar melakukan sesuatu yg dapat mengangkat derajatnya serta kalo para pahlawan mengajaknya agar bangkit bersama rakyat dan mendukungnya . 
Maka, dia pasti akan berpura2 gak ndengerin seruan itu , atau bahkan dia malah ambil sikap bermusuhan dgn orang yg menyerukan hal baik tersebut . Kemudian dia mengklaim dirinya sbg orang yg merdeka .

Kemanusiaan dan kebebasan gak lain adalah dua faktor utama , kemakmuran dan dua unsur pokok kehidupan masyarakat yg harmonis . Bangsa mana pun yg ingin mencapai puncak peradaban yg tinggi dan kemakmuran yg merata , maka harus bekerja keras mendidik setiap warganya utk memahami arti kebebasan dan kemerdekaan yg sebenarnya , harus mengajarkan kpd putra putrinya dgn nilai2 luhur bangsa yg bersih dan murni.

Wahai generasi muda , bangkitkan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yg sejati , yg bebas dari campur tangan orang2 munafik dan para pengkhianat , karena kemerdekaan yg murni itulah jalan satu-satunya utk mencapai kejayaan . Kemerdekaan yg sejati adalah jalan menuju kehidupan yg bahagia .


📕'Idzhotun Nasyi `in, halaman 83 - 86, Cet. Darul Mi'roj.


○ 

الحرية 
إن للأمم آجالا . وأجل كل أمة يوم تفقد حريتها . الخزية هبة من الخالق للمخلـوق ، يصرفها فيما يعود على نفسه وعلى غيره بالسعادة والخيرة . وتدل في اللغة على معنى الخلـوص ؛ فالخر خلاف العبد ، لخلوصه من الزق . وخز كل شيء خياره . والخر من الطين والزمل هو الطيب منهما . وزملـة خرة ، أي صالحـة للإنبات . وخز كل أرض أطيبها . 
فأنت تـرى أن هذه المادة تدل على الظهـارة والجودة وخلوص الشيء مما يكدر صفاءة وجودته . 
والخرُ ـ بالمعنى المدني الصحيح ـ من كان خالص التربية ، نقي النفس ، متمسكا بالفضائل ، نافرًا من الرذائل ، كاسرا عنه قيود العبودية ، عاملا بما يطلبه منه الواجب . 
الآجال : جمع أجل ، وهو مدة الشيء ووقته الذي يحل فيه وينتهي إليه . الجودة بضم الجيم : الصلاح .
○ 
إن الانسـان لم يخلق ليكون عبد غيـره ، ولا ليكون كرة تتقاذفهـا الأهواء ، وتعمـل على تحريكها أيـدي الزعماء  ، وتصرفها حسب رغائبها نفوس الكبراء ؛ بل خلق ليعمل منفردا ومجتمعا بمقتضى الشئة الإلهية العامة ، وهي الحرية . ولم تُسلب هذه النعمة الربانية الكبرى من كثير من الناس إلا بسبب ما أفشـده الظالمون من نفوسـهم ؛ فلم يدعوا إلى تنوير أذهانهم بالعلم سبيلا ؛ لأن الظالميـن يعلمون يقينـا أن العلم الصحيح يهدي إلى معرفة الحقوق ؛ فهو الشرارة التي توقد في النفوس الهمم ؛ وتربأ بالعاقل أن يكون آلة تديرها المحركات الاستبدادية . 
وقد قال عمر بن الخطاب لعمرو بن العاص ، يوم ضرب ولده القبطي : « متى استعبدتم الناس ، وقد ولدتهم أمهاتهم أحرارا ! » . ألا إن الخر لا يكون خرا إلا إذا تهذبت نفسـه ، ونمت فيها ملكة الإرادة ، وحظي من العلم الصحيح بحظ غير قليل ؛ ثم أقدم على تحرير نفسه من ربق من يملكها بالقوة والجبروت . فمن 

لم يكن كذلك فقد شسعت بينه وبين الحرية المساوف ؛ وكان بينهما مفاوز جمة المخاوف  . 
ليس بالخر من اتخذ الحرية عنوانا للرذائل ، وطريقا للمفاسد ، وسيفا يجتاب به أردية العفة ، ورمخا يطعن به الفضيلة ، وسهما يمزق أعراض الناس . 
وليس من الحرية أن يفعل الإنسـان ما يضر به وبغيره : من إسراف في الأموال ، وإضاعة للإنسانية ، وإباحـة للمنكرات ، وسعي في إفساد الهيئة الاجتماعية ، بما يأتيه من ضروب الإيذاء والنّميمة والغيبة والعدوان ، وغير ذلك من نقائص الأخلاق . 
إن كثيرا من النـاس يدعي الحرية ، وقد لبـس لبوس العبودية . فهو أسير لشهواته ، عبد لزعمائه وأمرائه ، مملوك لنفسه الأمارة ؛ تدفعـه إلى الموبقات فيجيب ؛ وتخفزة إلى الشـعاية بغيره والضرر به ، فيهـرع إلى تلبيتها . وإن دعاة داعي العقل 
○ 
إلى ما يحييه ، وأهات به حـادي الوجدان إلى ما يعليه ، وناداه منادي الشهامة إلى ما ينهض بشعبه ويقويه ، تصام عن النداء ، أو سلك طريق المراء  . ثم هو بعد ذلك يدعي أنه إنسان خر . وما الإنسانية والحرية إلا عاملان للعمران ، وركنان للاجتماع . أية أمة أرادت أن تكون في ذروة من الحضارة سـامية ، ومكانة من السعادة عالية ، فعليها أن تربي أفرادها على الحرية الصحيحة ، وتغذي أبناءها بدرها  . الظهور الخالص . 
فانهضوا ، أيها الناشئون ، إلى الحرية الخالصة ، الخالية من شوائب المدلسين  ؛ فإنها سبيل النجاح ؛ وهي الحياة الشعيدة . 

📕'Idzhotun Nasyi `in 


●●●

💠Mengapa Perlu Mengucapkan Insyallah?

Kenapa Kita Diharuskan Mengucapkan Insyallah? Bagaimana Hukumnya?

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Anta Tas`alu Wal Islamu Yujibu
👳‍♂️Syaikh Mutawalli asy Sya'rowi💠 



"Soal : Kenapa orang-orang mengucapkan Insyallah? Apa maksud sebenarnya dari kata tersebut?

Jawab : Segala sesuatu yg menyangkut " nanti atau besok " , masuk dlm pengertian "Akan datang/future" . Selama menyangkut yg "Akan datang" , manusia gak bisa mastiin kecuali jika dikehendaki oleh Allah.

Firman Allah,
"Dan jangan sekali - kali kamu mengatakan tentang sesuatu , ' Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi , kecuali (dgn menyebut) Insya Allah." 
📚Al Kahfi : 23-24.

Sesuatu yg berhubungan dgn hal yg akan datang, terdiri dari lima Unsur :

Pertama : pelaku (subjek) . 
Kedua : yang diperlakukan (objek) . 
Ketiga : waktu dan tempat kejadian . 
Keempat : sebab musabab (asal-usul).
Kelima : kekuatan dan kemampuan yg diperlukan untuk melaksanakan nya. 
Kalo ada orang bilang , "Besok saya akan pergi ke tempat A, jam sekian, untuk membicarakan masalah B." 
Orang itu gak punya jaminan kalau dia bakal tetep hidup sampe besok . Begitu juga yg akan ditemuinya. Kalo dia besoknya bisa pergi , mungkin waktunya gak tepat , atau tempatnya berubah atau mungkin besoknya orang itu berhalangan ntah secara fisik atau mental ,atau juga berubah niat untuk melaksanakannya.

Jadi manusia gak berkuasa dlm menentukan kelima unsur itu. Semuanya dikembalikan kpd Sang Pengaturnya , yaitu Allah Yang Mahakuasa . Manusia harus menurut perintah - Nya , dgn mengucapkan kata "Insya Allah (apabila Allah menghendaki )" . Sebab bila Dia tidak menghendaki , pasti rencana itu gagal ."


📕Anta Tas`alu wal Islamu Yujibu, halaman 131-132, Cet. Darul Quds.

س : تتردد كلمة ( إن شاء الله ) على ألسنة الناس اتباعاً للقرآن دون أن يفقهوها فقهـا يجعلها عبـادة ذات نتيجـة حاسمة تعـمر القلب بالإيمان . . فما هو فقه هذه الكلمة ؟ 
جـ : الأمر بهذه الكلمة جاء في قوله تعالى : ﴿ولا تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا * إلا أن يشاء الله فالكلام على الغد ، وما دام غدا فهو مستقبل ، وما دام الحديث عن المستقبل فأنت محجوز عنه بحاجز زمان المستقبل : فلا تستطيع أن تحكم به ، ولا تقول أنا أفعل ذلك غدا إلا أن قلت مع ذلك : ( إلا أن يشاء الله . لماذا ؟ لأن الحادث بالنسبة لنا يحتاج إلى عناصر . 
العنصـر الأول : الفاعل . العنصر الثاني : المفعول . العنصر الثالث : زمان ومكان الحديث ، العنصر الرابع : السبب ، العنصر الخامس : القوة اللازمة لتنفيذ هذه الاشـيـاء هذه عنـاصـر الحـدث عندنا ، هذه هي العناصر . . فإذا قلت : أنا أذهب غدا إلى فلان لأكلمه في كذا . فأي نصر من هذه العناصر يملكه الإنسان ؟ 
أذن لا يوجد حدث الا بفاعل ومفعول يقع عليه الحدث وزمان يحصل فيه الحدث . 
إنه لا يملك نفسه فاعلا أن يظل إلى غد ، ولا يملك المفعول الذي يقابله غدا أن يصل إلى غد ، ولا يمكن أن يتصرف في الزمان والمكان أو يظل إلى غد ، وهب أن السبـب موجـود مع كل هذه الأسبـاب موجود : الفاعل والمفعول والزمن والمكان وكل شيء ، هل أضمن اللقاء ؟ 
إذن فأنا لا أملك عنصر من عناصر الحدث ، ولذلك وجب أن أردها إلى من يملكها ، فأقول : أنا أفعل غدا كذا إن شاء الله . 

📕Anta Tas`alu Wal Islamu Yujibu 


Para ulama membawa larangan dalam surat Al Kahfi ayat 23 tersebut kepada hukum Makruh. Maka dianjurkan mengucapkan "Insyaallah", tidak sampe Wajib.

▪︎ Imam Ibnu Muflih al Hanbali mengatakan:

وتعليق الخبر فيها بمشيئة الله مستحب 
“Memberikan tambahan kata ‘insyaallah’ dalam memberikan kabar, hukumnya mustahab (dianjurkan)”. 

📕Adab asy Syar’iyyah, juz 1 halaman 33. 


▪︎ Imam An Nawawi mengatakan:

يستحب للإنسان إذا قال سأفعل كذا أن يقول: إن شاء الله تعالى على جهة التبرك والامتثال 

“Dianjurkan bagi seseorang ketika mengucapkan: saya akan lakukan ini dan itu, untuk menambahkan kata ‘insyaallah taala’. Dalam rangka untuk tabaruk dan menaati perintah Allah”.

📕Al Minhaj Syarah Shahih Muslim, juz 11 halaman 118.


▪︎ Al Habib al 'Allamah Muhammad Quraish Shihab mengatakan, pada hakikatnya ucapan "Insya Allah" bukan berarti baru akan mengusahakan jika Allah SWT menghendaki. Namun, "Insya Allah" diucapkan setelah menanamkan dlm diri untuk bertekad melakukannya atau mewujudkannya, tapi tetap sadar bahwa keberhasilan upaya tersebut tergantung pada kehendak Allah SWT.

"Jadi, kalau istilahnya ulama-ulama itu "li tabarruk" untuk mendapat keberkahan saja. Bukan menjadikan syarat untuk melakukan kegiatan," ucap Pendiri Pusat Studi Al Qur'an tersebut seperti dikutip dari Shihab & Shihab Edisi Ramadhan.

Beliau menjelaskan, kata "Insyallah" tidak boleh diucapkan dgn maksud menggantungkan kegiatan itu kpd Allah tanpa melakukan usaha apapun alias gak ngapa-ngapain.

Lebih lanjut beliau berpesan agar sering mengucapkan la hawla wa la quwwata illa billah (tidak ada kekuasaan, kemampuan untuk mewujudkan sesuatu atau menghindar dari sesuatu, kecuali dgn Allah).

○○○

💠Menerima Atau Menolak Hadiah Dari Penguasa?

Haruskah Kita Menerima Atau Menolak Hadiah Dari Penguasa? 

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


📕Idhohul Asror 'Ulumil Muqorrobin
👳‍♂️Imam al Habib Muhammad bin Abdullah al 'Aydrus



Menolak atau Menerima Pemberian dari Penguasa?

~Di jaman ini ada beberapa orang terpandang (secara agama) yg menolak suatu pemberian penguasa.
Sikap ini sebenarnya muncul dari pemikiran yg lemah , ilmu yg dangkal dan jiwa yg buruk.

Mereka berbuat begitu demi menjaga kehormatan dan demi memperolehi pujian dari masyarakat awam . Mereka berpendapat bahwa hadiah pemberian penguasa itu akan membuat mereka hina dan dgn menolaknya maka akan membuat mereka jadi mulia . 
Hawa udah bikin nafsunya menyukai kemulian. Manusia mengira bahwa dgn menolak pemberian penguasa tersebut, ia telah bersikap Zuhud , padahal enggak samasekali. 

~Dugaan orang2 ini makin kuat setelah mereka mengetahui org2 awam yg meyakini bahwa dengan menolak pemberian adalah sikap mulia. Sikap inilah salah! Orang yg berakal tidak sepantasnya mengamalkan urusan agamanya dgn cara begitu . Ini adalah sikap orang2 yg sangat bodoh karna kebanyakan org2 awam suka sama kebatilan. Nabi ﷺ melarang Sayidina Umar untuk menolak sebuah pemberian.

~Menolak pemberian (yg padahal bisa ngasih manfaat di sisi Allah) demi mempertahankan harga diri dan mengharapkan pujian orang2 awam 》itu bukanlah sikap orang2 mulia.

Kaum 'Arifin lebih mengutamakan keridhoan Allah , gak peduli perbuatanya itu bakal meninggikan atau merendahkan harga diri mereka di mata masyarakat  atau engga. Sebab , dlm pandangan mereka, yg terpenting adalah menjaga pandangan Allah.

~Misalnya , jika ada seorang Sultan ngasih hadiah kpd seseorang dgn tujuan agar Sang Sultan tersebut terkenal dan namanya disebut2 masyarakat , maka orang yg menerima hadiah tersebut tetep lebih utama mengambilnya . Ia bisa make hadiah itu untuk memenuhi keperluannya jika memang dia bener2 butuh. Kalo dia gak butuh, ia bisa memberikannya kpd kaum fakir miskin . Kalo ada yg bilang :

“Kadang seseorang menolak hadiah karna hawatir harta itu haram , sebab sebagian besar hartanya Sultan (penguasa) itu haram” . 
~Menurut pandanganku (Al Habib Muhammad bin Abdullah al Aydrus) , harta Seorang Sultan/Penguasa yg haram jelas gak bisa diketahui (mungkin karna dah nyampur sama yg halal), dan gak mungkin dapat dikembalikan kpd pemiliknya yg haq, jadi wajib diberikan kpd orang2 yg benar2 memerlukan , yaitu kaum Fakir Miskin . Dan gak sepantasnya hadiah itu dihilangkan atau dibuang ke laut . Jadi gak ada cara lain kecuali nerima hadiah tersebut.

~Imam Hasan al Bashri adalah seorang yg benar2 bertaqwa , alim dan memiliki kedudukan tinggi , meskipun demikian beliau mau menerima hadiah dari Hajjaj bin Yusuf At Tsaqofi (Gubernur Irak). Diriwayatkan juga bahwa sayidina Abdullah ibnu Umar mau menerima hadiah dari seorang Raja . 
Beliau berkata , " Aku gak meminta sesuatu dari manusia , tetapi aku gak akan nolak rezki yg Allah berikan ".

~Kalo ada orang yg berkata : "Kaum Sholihin pada masa generasi salaf, mereka menolak menerima hadiah yg diberkan Sultan". 
Maka menurutku , mereka menolak karna tempat dan keadaan yg mengharuskan berbuat demikian dan mereka mau menerimanya juga karna tempat dan keadaan yg membuat mereka harus menerimanya.

~Imam Syafi'i pernah menolak hadiah dari Sultan Harun ar Rosyid , karna hadiah tersebut diberikan pada saat yg gak tepat . Jadi waktu itu Imam Syafi'i menasihati Sultan Harun ar Rasyid sampe hatinya Sultan menjadi luluh, dan suasana majelis Sultan sangat khusyu serta banyak membahas urusan akhirat.

Tetapi di luar majelis , Imam Syafi'i mau nerima hadiah dari Sultan Harun ar Rasyid karna tempatnya baik dan keadaannya tepat . Peristiwa2 itu terjadi dlm keadaan yg berbeda . Dulu kaum sholihin menolak hadiah Sultan kerana kehidupan zaman itu mudah dan rezeki melimpah . Tapi di jaman kita ini , masyarakat mengalami kesempitan hidup.

~Zaman kita jauh beda dgn zaman orang2 Salaf dulu . Sekiranya orang2 dulu yg menolak menerima pemberian itu dan membagikannya kpd kaum fakir miskin dan orang2 yg mengalami kesulitan hidup itu karna keadaan dan waktu gak berpihak ke mereka . Sesungguhnya gak ada amalan yg lebih utama daripada usaha untuk memperhatikan kaum fakir miskin dan membahagiakan anak2 mereka.

~Hati2 juga , jangan sampe kamu tertipu oleh Syaithonirrojim sehingga kamu gak bisa melihat kebenaran . Jangan kamu nolak pemberian org lain biar kamu dipandang mulia oleh masyarakat. Sebab nolak pemberian akan menyebabkan dirimu merasa sombong dan tinggi. Dan perbuatan itu sama sekali gak ada manfaatnya di sisi Allah.

~Mana yg lebih kamu suka, dapet kedudukan yg mulia di sisi Allah atau hadi mulia di pandangan kaum awam? 
Manakah yg lebih utama bagi orang yg berakal dan berpandangan jernih , menolak? atau menerima hadiah lalu untuk dibagikan utk fakir miskin? Hanya orang yg berakal tentu yakin , bahwa membagikan pemberian tersebut kpd orang2 yg memerlukan dan tidak berharta adalah LEBIH UTAMA . 


📕Idhohul Asror 'Ulumil Muqorrobin, halaman 74-76, Cet. Darul Hawi.


فينبغي له أن يخفض من نفسه ، وأن يعامل الله تعالى بكسر شيء من وجاهته ، فيساعد الناس على ضروراتهم ومصالحهم ، فيشفع للمنكسرين ، ويكون وصلة للفقراء إلى الأغنياء ، وإن ذهب شيء من وجاهته عوضه الله تعالى بما هو خير له ، ومما نحن فيه أن قوماً ينسبون إلى الصلاح ، وتحسن ظنون الناس فيهم يردون الفتوح التي يتواصلون بها ، وهذا منهم ضعف رأي وقلة علم ، وسوء دخيلة حفظاً للناموس ، ومراعاة لمدح العوام ، لأن في الأخذ كشراً ، وفي الامتناع منه ترفعاً وتعززاً . والهـوى يخلب النفس ويغلظها ، فلميل النفس إلى الترفع ، يتوهم الإنسان أن امتناعه من الأخذ زهداً ، وليس كذلك ! ويقوي هذا الوهم على هذه الطائفة استحسان العوام للامتناع من الأخذ ، وذلك غلط لا ينبغي للعاقل أن يبني عليه أمر دينه .. فهو من حماقات الجهال ، لأن العوام أكثر ميلهم مع الباطل . . ونهي النبي ﷺ لعمر - رضي الله عنه حين أعطاه فرد ، معلوم . فقال له : « یا عمر ! إذا آتاك الله شيئاً من هذا المال من غير مسألة فخذه ، فإن كنت محتاجاً إليه فتموله ، وإن لم تكن محتاجاً إليه فاصرفه إلى غيرك » ! وليس من شيم الأخيار ترك ما ينفع عند مولاهم حفظاً للناموس ، ومراعاة لمدح العوام ، لأن شأن العارفين إيثار مرضاته تعالى سواء كان في ذلك إعزاز لجانبهم ، أو كسرهم وهـوانـهـم في أعين الناس ، لأنهم يرون الأهم مراعاة جانب المولى تعالى ، فالسلاطين مثلا إذا أعطوا أحداً شيئاً للشهرة والذكر بين الناس ، فالأولى أخذه ، لأنه إن كان محتاجاً إليه 

٧٤ 

فليصرفه في ضروراته ، وإن كان غنياً عنه فليصرفه إلى الفقراء والمساكين ، فإنهم مستحقون دون غيرهم . فإن قال قائل : قد يكون رده من جهة خوف حرمته ، فإن أموال السلاطين الغالب عليها الحرمة . قلنا : هذه الأموال الحرام التي في أيدي السلاطين مجهولة ، ولا يمكن ردها إلى أربابها ؛ فيجب صرفها إلى أرباب الضرورات من الفقراء والمساكين .. إذ لا سبيل إلى غير ذلك ، ولا ينبغي إتلافها ورميها في البحار ، فهذا الرجل الصالح إذا حصل بيده شيء من أموال السلاطين ، فإن كان من الحرام الذي تقدم ذكره ، فينبغي لهذا الصالح أن لا يفوته ؛ بل يقبله ويصرفه إلى أربابه من هؤلاء المستضعفين الهلكي ، الذين يتعذر عليهم القوت ، إذ من المعلوم أنه إذا ردّ هذا المال فإنه يذهب على هؤلاء الضعفاء الذين هم مستحقوه . وقد كان الحسن البصري - رحمة الله عليه ـ مع رسوخ قدميه ، وجلالة قدره يقبل صلة الحجاج ، وعلم الحسن معلوم ، وقد روي عن ابن عمر - رضي الله عنهما ـ أنه كان يقبل صلة السلطان ويقول : لا أسأل أحد شيئاً ، ولا أرد ما رزقني الله ! فإن قال قائل : فالأولون قد ردوا صلات السلاطين .. قلنا : ردوا في موضع الرد ، وأخذوا في موضع الأخذا فإن الشافعي - رحمة الله عليه ـ رد صلة الرشيد حيث كان المجلس غير لائق بالأخذ ، فإن الشافعي وعظ الرشيد فلان قلب الرشيد ورق ، وكان الغالب على المجلس أمر الآخرة خشوعاً ورقة ، فما كان الأخذ لائقاً ، وقد قبل الشافعي من الرشيد في غير ذلك المجلس .. حيث كان الأخذ لائقاً . 

٧٥ 

... 

فإن الأحوال تختلف ، وأيضاً فإن ذلك الرد كان في أزمان الرخاء ، وسعة الأرزاق .. إذ كان في الناس رمق ، ولم تكن أزمان الأولين كأزماننا هذه في ضيق الأرزاق وقلة الفوائد ، ولو كان الأولون الذين ردوا صلات السلاطين في أزماننا هذه لأخذوا الأموال ، وتفقدوا بها ضرورات هؤلاء المستضعفين اليوم ، الذين قد أضرت بهم الأحوال ، ومالت عليهم الأزمان ، فلا شيء أفضل من النظر في أحوال هذه الخليقة المقهورة ، وتفريح صغارهم ، فاحذر أيها الأخ أن يلبس عليك الشيطان ، فيخفى عليك وجه الصواب ، أو تقصد قصداً سيئاً فتراعي جانب المخلوقين إيثاراً لحسن اعتقادهم فيك ، ليقال إن فلاناً ردّ جائزة السلطان ؛ لأن الرد والامتناع من الأخذ يكسب النفس تجبراً وعلواً لا حاصل له عند الله تعالى ، إذ المعول عليه عند العارفين أصحاب الصدق والتحقيق ما ينفع عند المولى تعالى ، وإن جر ذلك عليهم طعناً في جانبهم ، وكشراً لوجاهتهم ، وكذا العادة فيما خلص من أعمال البر أن يكسر أربابها وتوحشهم في نظر العوام ، ولكنها ترفعهم عند الله تعالى ! فأيما أحب إلى العبد أن يرفع عند الله جلت عظمته أو في نظر العوام ؟ فليت شعري إذا فتح للعبد مائة دينار ، فألهمه الله أن افتقد بها مائة بيت من هؤلاء المساكين المحرومين ، فشرهم ووسع عليهم ، وفرح صغارهم . فأيما أفضل وأولى عند العقلاء ذوي النظر الصحيح ردها والامتناع من قبولها أو صرفها إلى هؤلاء المساكين ؟ لا يشك عاقل أن صرفها إلى هؤلاء المحاويج المحرومين أولى 

٧٦ 

📕Idhohul Asror 'Ulumil Muqorrobin, halaman 74 - 76.

●●●

💠Makruh Bermukim Lama Di Mekkah

Makruh Bermukim Lama Tanpa Hajat di Kota Mekkah Setelah Selesai Berhaji

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Asrorul Hajj
👳‍♂️Imam Al Ghozali


Kemuliaan dan keistimewaan kota Mekkah telah masyhur dijelaskan oleh para ulama berdasarkan hadits-hadits Nabi. Tapi ada hal lain yang mungkin bisa membuat kemuliaan kota ini malah tersingkirkan. 

Dengan keberadaan kaum muslimin yang bermukim terlalu lama di kota ini tanpa ada hajat penting, bisa membuat mereka mungkin merasa jenuh dengan kondisi yang ada. Ini yang dihawatirkan mereka bisa melalaikan keistimewaan kota Mekkah. Dan malah merindukan tempat lain padahal mereka sedang berada di kota yang mulia. Hal ini yang menyebabkan kemakruhan tersendiri.


Ada 3 alasan dari Para Ulama yg memakruhkan orang yang selesai berhaji lalu bermukim di Mekkah. Di antaranya :

●Pertama, dikhawatirkan akan muncul kebosanan (karna berlama-lama di sana) ataupun perasaan nyaman dgn Kakbah (karna terlalu sering berada di dekatnya) . Hal itu akan berdampak pada hilangnya penghormatan kpd Baitullah.

Karena itulah Sayidina Umar meminta jamaah haji agar segera kembali pulang setelah selesai berhaji.

Beliau berkata : “Wahai penduduk Yaman, segera pulanglah kalian ke Yaman; Wahai penduduk Syam , segera pulanglah kalian ke Syam; Wahai penduduk Irak , segera pulanglah kalian ke Irak".

Sayidina Umar juga mencegah orang2 agar tidak terlalu banyak bertowaf . Beliau berkata : “Aku takut kalo mereka sudah merasa nyaman dgn Kakbah.

●Kedua , dgn berpisah meninggalkan Mekkah , maka dapat memunculkan rasa kangen buat kita untuk berkunjung lagi kesana.
Karna Allah telah menjadikan Kakbah sbg tempat berkumpul yg aman bagi umat Islam .

Sebagian Ulama berkata :
"Kamu berada di suatu negeri dgn hati yg selalu merindukan Ka'bah dan menyayangi nya itu lebih baik -daripada- kamu berada di Mekkah, tapi hatimu merindukan negeri lain."

Sebagian ulama Salaf berkata :

"Berapa banyak penduduk kota Khurosan yg hatinya lebih dekat dgn Ka'bah daripada hati orang2 yg lagi Towaf di dekat Kakbah
Dikatakan bahwa Allah memiliki para kekasih yg mana Kakbah justru bertawaf mengelilingi mereka sebagai cara mendekatinya daripadanya.

●Ketiga , dikhawatirkan (dgn bermukimnya orang yg selesai berhaji di kota Mekah) akan berbuat dosa serta kesalahan, ini berbahaya, akan membuat Allah murka sebab kemuliaan kota tersebut.

Dan diriwayatkan dari Wuhaib bin Al Warod al Makki, dia berkata,
"Suatu malam saya sedang sholat di dekat Hajar Aswad, kemudian saya mendengar suara di antara Ka'bah dan tirai nya, mengatakan : Kepada Allah aku mengadu, kemudian kpd mu Jibril, apa yg aku dapatkan dari orang2 yg bertowaf di sekitar ku yg mana mereka sibuk membicarakan urusan duniawi, berbuat kebatilan, dan banyak beromong kosong. Jika mereka tidak berhenti melakukan hal tersebut, kami akan memberontak dan bongkahan batu yg menyusunku akan kembali ke gunung yg menjadi asal mula kami diambil darinya.

Sayidina Abdullah bin Mas'ud pernah berkata :  " Tidak ada satu negeri pun selain kota Makkah , yg mana orang yg baru berniat jelek pun sebelum dia lakukan niatnya itu, maka akan ditimpakan siksaan dari Allah. "

Kemudian Sayidina Abdullah bin Mas'ud membacakan firman Allah :

يرد فيه بإلحاد بظلم نذقه من عذاب أليم .
"Dan siapa saja yg bermaksud di dlm nya melakukan keburukan secara zhalim, niscaya akan Kami timpakan kepadanya sebagian dari siksa yg pedih"
~Al Haj ayat 25

📕Asrorul Haj, halaman 23-25. Cet. Maktabah al Iskandariyah.


○○○

فضيلة المقام بمكة حرسها الله تعالى وكراهيته

كره الخائفون المحتاطون من العلماء المقام بمكة لمعان ثلاثة

○الأول خوف التبرم والأنس بالبيت فإن ذلك ربما يؤثر في تسكين حرقة القلب في الاحترام

وهكذا كان عمر رضي الله عنه يضرب الحجاج إذا حجوا ويقول يا أهل اليمن يمنكم ويا أهل الشام شامكم ويا أهل العراق عراقكم

ولذلك هم عمر رضي الله عنه بمنع الناس من كثرة الطواف وقال خشيت أن يأنس الناس بهذا البيت

○الثاني تهييج الشوق بالمفارقة لتنبعث داعية العودة فإن الله تعالى جعل البيت مثابة للناس وأمناً أي يثوبون ويعودون إليه مرة بعد أخرى ولا يقضون منه وطرا

وقال بعضهم تكون في بلد وقلبك مشتاق إلى مكة متعلق بهذا البيت خير لك من أن تكون فيه وأنت متبرم بالمقام وقلبك في بلد آخر

وقال بعض السلف كم من رجل بخراسان هو أقرب إلى هذا البيت ممن يطوف به ويقال إن لله تعالى عباداً تطوف بهم الكعبة تقرباً إلى الله عز وجل

○الثالث الخوف من ركوب الخطايا والذنوب بها فإن ذلك مخطر وبالحري أن يورث مقت الله عز وجل لشرف الموضع

وروي عن وهيب بن الورد المكي قال كنت ذات ليلة في الحجر أصلي فسمعت كلاماً بين الكعبة والأستار يقول إلى الله أشكو ثم إليك يا جبرائيل ما ألقى من الطائفين حولي من تفكرهم في الحديث ولغوهم ولهوهم لئن لم ينتهوا عن ذلك لأنتفضن انتفاضة يرجع كل حجر مني إلى الجبل الذي قطع منه

وقال ابن مسعود رضي الله عنه ما من بلد يؤاخذ فيه العبد بالنية قبل العمل إلا مكة وتلا قوله تعالى ومن يرد فيه بإلحاد بظلم نذقه من عذاب أليم أي أنه على مجرد الإرادة
📕Asrorul Haj - Ihya Ulumuddin, Imam al Ghozali

●●●

💠Adab-Adab Dalam Menyembelih Qurban

Adab-Adab Yang Harus Diperhatikan Dalam Menyembelih Hewan Kurban 

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny

☆Referensi saya :

📕Mausu'ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah
🏛Kementrian Wakaf Kuwait



Sebagian besar umat Islam di seluruh dunia sudah melaksanakan ibadah penyembelihan hewan kurban, namun masih banyak yang tidak mengetahui dan paham tentang adab sebelum, ketika, dan sesudah proses menyembelih hewan kurban yg sesuai anjuran Nabi ﷺ dan pemahaman para Ulama yang ahli di bidangnya.

Inilah beberapa adab yang perlu diperhatikan saat proses menyembelih hewan kurban, dijelaskan lengkap dalam kitab Mausuah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, salah satu kitab Fiqh yang disusun dan ditulis oleh para alim ulama dari negara Kuwait.



●Adab-adab yang harus diperhatikan saat menyembelih:

1 - Menyembelih dgn peralatan besi yg tajam, seperti pisau dan pedang yg tajam.

Bukan yg selain besi; Karena kalau gak pake dari besi yg tajam akan bertentangan dgn sabda Nabi ﷺ :

وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihannya.” (HR Muslim)

2 - Menyegerakan penyelesaian saat proses memotong- yakni mempercepat gerakannya - karena itu dapat menenangkan hewan kurban.

[[Qultu : Jangan kelamaan dlm proses penyembelihan, nnti bisa bikin hewan meronta-ronta dan kesakitan, maka dari itu segera tuntaskan proses memotongnya.
Saat pemotongan, perlu diperhatikan hal ini, yakni memutuskan tiga saluran, berupa pembuluh darah, pernapasan, dan saluran makanan. Setelah hewan benar-benar mati, maka bisa melakukan proses selanjutnya]].

3 - Menghadap arah kiblat

Dari sisi penyembelih dan dari sisi hewan yg hendak disembelih dihadapkan ke arah kiblat pada posisi leher yg akan disembelih, bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah.”

Sayidina Abdullah bin Umar membenci memakan daging hewan yg saat disembelih nggak diarahin ke kiblat. Dan dalam hal ini gak ada sahabat lain yg menentang beliau , diriwayatkan dari Sirin dan Jabir bin Zaid.

4 - Menajamkan pisau sebelum menempatkan hewan sembelihan.

Hal ini dinyatakan oleh para ulama Hanafi, Maliki dan Syafi'i, dan mereka sepakat bahwa tidak disukai jika Tukang Sembelih mengasah pisau di hadapan hewan yg siap untuk disembelih,

Seperti yang diriwayatkan oleh Imam al Hakim dari sayidina Ibnu Abbas RA :
Nabi ﷺ mengamati seseorang yg meletakkan kakinya di atas pipi kambing saat ia mengasah pisaunya, sedangkan kambing itu memandang kpd org tersebut. Lantas Nabi ﷺ berkata, “Apa kamu mau membunuhnya dgn beberapa kali kematian??? Hendaklah pisaumu sudah diasah dulu sebelum kamu nempatin kambing mu.”

[[Qultu : Jangan sampai hewan qurban lainnya melihat proses penyembelihan hewan kurban lain

Penting untuk diperhatikan agar proses penyembelihan tidak terlihat oleh hewan lainnya. Tujuannya adalah agar hewan tidak stress dan merasa ketakutan]]

Hewan yg disembelih tidak diharamkan dgn meninggalkan hal-hal yg dianjurkan dari penyembelihan, atau dgn melakukan hal-hal yg tercela.
Karena larangan yg diturunkan dari hadits tersebut bukan karena makna yang dilarang, tapi makna yg lain, yaitu apa yg ditimpakan kpd hewan sembelihan berupa bertambahnya rasa sakit yg tidak diperlukan, maka tidak boleh mengharuskan adanya kerusakan

5 - Meletakkan hewan sembelihan dengan pelan di sisi kirinya. 

Imam Nawawi berkata : Terdapat bbrp Hadits tentang membaringkan hewan, dan para ulama kaum muslimin sepakat dan menyatakan bahwa meletakkan hewan kurban yg benar adalah di sisi kirinya karena agar lebih mudah bagi penyembelih untuk memotong dgn tangan kanan dan megang kepala hewan nya pake tangan kiri.

6 - Membawa hewan kurban ke tempat penyembelihan dgn lemah lembut, ini sudah dijelaskan oleh para ulama Syafiiyah

7 - Menawarkan air minum ke hewan sembelihan sebelum menyembelihnya, ini juga dijelaskan oleh para ulama Syafiiyah

8 - Dan jika penyembelihan kurban adalah dari kurban Udh-hiyah (hewan yg disembelih di hari raya) maka ucapkan takbir tiga kali sebelum basmallah dan tiga kali takbir setelahnya, dan kemudian ucapkan:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

"Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari Mu. Dan dgn ini aku bertaqorrub kpd Mu. Karenanya wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah qurbanku."

Hal ini sudah ditegaskan oleh para ulama Syafiiyah

[[Qultu : Kalau yang menyembelih bukan orang yg berqurban maka doa ini dibaca oleh orang yg menyembelihnya (tukang jagal) tersebut dgn lafadh berikut ini:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنْ ...
(menyebut: nama orang yg berqurban ) ]]

9 - Penyembelihan dilakukan dgn tangan kanan, seperti yg dinyatakan oleh para ulama Malikiyah dan Syafi'iyah

10 - Tidak berlebihan dlm memotong hingga sampai patah tulang belakangnya atau sampai memisahkan kepala hewan kurban dari badannya pada saat penyembelihan.

Begitu juga ketika setelah menyembelih sebelum dingin, serta menguliti sebelum dingin karena semua ini menambah rasa sakit yg tidak perlu baginya.

[[Qultu : "Sebelum dingin" Dingin di situ maksudnya adalah syarafnya yg dingin yakni seluruh tubuhnya diam berhenti bergerak/nyawanya benar² sudah hilang]]

Dan untuk hadits dari sayidina Ibnu Abbas RA  "Bahwa Nabi ﷺ melarang tafarus ketika menyembelih hewan ".

Imam Ibnu Atsir berkata dlm kitab Nihayah, makna Tafarus adalah hewan yg disembelih dipatahkan lehernya sebelum dingin.”

Walau dipatahkan atau dikuliti sebelum tubuhnya dingin maka (dagingnya) tidaklah haram karena cara penyembelihan sudah sah dgn syarat-syaratnya.

Ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah menyatakan bahwa hukumnya makruh jika dipotong anggota tubuhnya, atau dipanggang api sehabis disembelih dan sebelum ruhnya benar2 hilang.

Ulama Syafiiyah juga menyatakan bahwa makruh menggeser dan memindahkan nya sebelum ruhnya benar2 hilang.

Sdgkn Qodhi dari kalangan Hanabilah berkata: Diharamkan memisahkan lehernya dan memotong (organ) nya sebelum dingin.

[[Qultu : "Sebelum dingin". -Dingin- di situ maksudnya adalah syarafnya yg dingin yakni seluruh tubuhnya diam berhenti bergerak/nyawanya benar² sudah hilang]]

📕Mausu'ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah, juz 21 halaman 196-198, Cet. Kementrian Wakaf & Agama Negara Kuwait.


آداب ينبغي مراعاتها عند الذبح:

1أ – أن يكون بآلة حديد حادة كالسكين والسيف الحادين لا بغير الحديد; لأن ذلك مخالف للإراحة المطلوبة في قوله صلى الله عليه وسلم (وليرح ذبيحته) .

2ب – التذفيف في القطع – وهو الإسراع – لأن فيه إراحة للذبيحة .

3ج – أن يكون الذابح مستقبل القبلة ، والذبيحة موجهة إلى القبلة بمذبحها لا بوجهها إذ هي جهة الرغبة إلى طاعة الله عز شأنه ; ولأن ابن عمر – رضي الله عنهما – كان يكره أن يأكل ذبيحة لغير القبلة. ولا مخالف له من الصحابة ، وصح ذلك عن ابن سيرين وجابر بن زيد .

4د- إحداد الشفرة قبل إضجاع الشاة ونحوها، صرح بذلك الحنفية، والمالكية والشافعية، واتفقوا على كراهة أن يحد الذابح الشفرة بين يدي الذبيحة، وهي مهيأة للذبح لما أخرجه الحاكم عن ابن عباس – رضي الله عنهما- (أن رجلا أضجع شاة يريد أن يذبحها وهو يحد شفرته ، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم : أتريد أن تميتها موتات ؟ هلا حددت شفرتك قبل أن تضجعها)

ولا تحرُم الذبيحة بترك شيء من مستحبات الذبح، أو فعل شيء من مكروهاته; لأن النهي المستفاد من الحديث ليس لمعنى في المنهي عنه بل لمعنى في غيره، وهو ما يلحق الحيوان من زيادة ألم لا حاجة إليها  فلا يوجب الفساد .

5هـ – أن تضجع الذبيحة على شقها الأيسر برفق .
قال النووي: جاءت الأحاديث بالإضجاع وأجمع عليه المسلمون، واتفق العلماء على أن إضجاع الذبيحة يكون على جانبها الأيسر لأنه أسهل على الذابح في أخذ السكين باليمين وإمساك رأسها باليسار، وقاس الجمهور على الكبش جميع المذبوحات التي تحتاج فيها إلى الإضجاع .

6و- سوق الذبيحة إلى المذبح برفق، صرح بذلك الشافعية .

7ز- عرض الماء على الذبيحة قبل ذبحها ، صرح بذلك الشافعية أيضا .

8ح – وإذا كانت الذبيحة قربة من القربات كالأضحية يكبر الذابح ثلاثا قبل التسمية وثلاثا بعدها، ثم يقول: اللهم هذا منك وإليك فتقبله مني، صرح بذلك الشافعية .

9ط – كون الذبح باليد اليمنى، صرح بذلك المالكية والشافعية .

10ي – عدم المبالغة في القطع حتى يبلغ الذابح النخاع أو يبين رأس الذبيحة حال ذبحها وكذا بعد الذبح قبل أن تبرد وكذا سلخها قبل أن تبرد لما في كل ذلك من زيادة إيلام لا حاجة إليها .

ولحديث ابن عباس رضي الله عنهما (أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن الذبيحة أن تفرس) .

وقال ابن الأثير في ” النهاية معنى أن تفرس هو كسر رقبة الذبيحة قبل أن تبرد” فإن نخع أو سلخ قبل أن تبرد لم تحرم الذبيحة لوجود التذكية بشرائطها .

وصرح المالكية والشافعية والحنابلة بكراهة قطع عضو منها، أو إلقائها في النار بعد تمام ذبحها، وقبل خروج روحها .

وصرح الشافعية أيضا بكراهة تحريكها ونقلها قبل خروج روحها .

وقال القاضي من الحنابلة : يحرم كسر عنقها حتى تبرد، وقطع 
عضو منها قبل أن تبرد

●●●

💠Kisah Sayidina Ali Dan Kaum Khowarij

Sayyidina Ali *VS* 10 Orang Khowarij Yang Bertanya Mana Dalilnya

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny

☆Referensi saya :

📕Al Mawa'idzh al Ushfuriyyah
👳‍♂️Syaikh Abu Bakar al Masyhur



Dari Ibrahim, dari ‘Alqomah, dari Abdulloh bin Mas’ud, berkata: Rasululloh  ﷺ bersabda: “Barangsiapa yg mempelajari satu bab dari ilmu yg bermanfaat bagi dunianya dan akhiratnya maka Allah memberinya yg lebih baik baginya dari 7000 umur dunia yg siangnya digunakan utk berpuasa dan menghidupkan malamnya yg ibadah tersebut diterima dan tidak ditolak”.

Dari Ibrahim, dari ‘Alqomah dari Abdulloh berkata, Rasululloh ﷺ bersabda: “Membaca al quran adalah pekerjaan orang2 yg berkecukupan, Sholat adalah pekerjaan orang yg lemah, Puasa adalah pekerjaan orang2 fakir, Bertasbih adalah pekerjaan para wanita, Sedekah adalah pekerjaan para dermawan, Berfikir adalah pekerjaan orang yg miskin, maukah aku tunjukkan pada kalian pekerjaan para pahlawan?”, “Wahai Rasululloh, apa pekerjaan para pahlawan?” Beliau menjawab: “Menuntut ilmu, karena ilmu adalah cahaya orang beriman di dunia dan akhirat”.

وقال النبي صلى الله عليه وسلم : أنا مدينة العلم وعلي بابها.
Nabi ﷺ bersabda : “Aku adalah kota ilmu dan 'Ali adalah pintunya”. ~HR. Al Hakim

Ketika kaum Khowarij mengetahui hadits ini, mereka iri tehadap Sayyidina Ali, kemudian sepuluh orang pembesar khowarij berkumpul, mereka berkata :

“Sesungguhnya kita akan bertanya ke Ali satu pertanyaan dan kita akan lihat gimana dia akan jawab ke kita, kalo dia jawab kpd masing2 kita dgn jawaban yg lain maka kita akan tahu bahwa dia adalah orang berilmu sprti telah disabdakan oleh Nabi ﷺ ”.

Kemudian datanglah salah satu dari mereka dan bertanya “Wahai Ali, lebih utama ilmu atau harta?”, Sayyidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, beliau menjawab “Ilmu adalah warisan para Nabi sedangkan harta adalah warisan Qorun, Syadad, Firaun dll.”,
Kemudian orang pertama pergi dgn jawaban ini.

Dan datanglah orang ke 2, lalu ia bertanya seperti yg ditanyakan oleh orang pertama, Sayyidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, beliau menjawab “Ilmu akan menjagamu, sdgkn harta, kamu malah akan menjaganya”,
Orang kedua kemudian pergi dgn jawaban ini,

Datanglah orang ke 3, kemudian bertanya seperti yg ditanyakan orang pertama dan kedua, Sayyidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, beliau menjawab “Pemilik harta memiliki banyak musuh sdgkn pemilik ilmu memiliki banyak teman”,
Kemudian orang ketiga pergi dgn jawaban ini,

Datanglah orang ke 4, dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, Sayidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, beliau menjawab “Jika engkau menggunakan harta maka harta tersebut akan berkurang sdgkn jika engkau menggunakan ilmu, maka ilmu tersebut akan bertambah”,
Kemudian orang ke 4 pergi dgn jawaban ini,

Hadirlah orang ke 5 lalu bertanya seperti pertanyaan mereka sebelumnya, “Lebih utama ilmu atau harta?”, Sayidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, Sayidina Ali menjawab “Pemilik harta dipanggil dgn julukan pelit sdgkn pemilik ilmu dipanggil dgn julukan yg agung dan mulia”
Kemudian orang ke 5 pergi dgn jawaban ini.

Hadirlah orang ke 6 lalu bertanya ttg hal tersebut, dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, Sayidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, Sayidina Ali menjawab “Harta dijaga dari pencuri sdgkn ilmu tidak perlu dijaga dari pencuri”, Kemudian orang ke 6 pergi dgn jawaban ini.

Hadirlah orang ke 7, lalu bertanya ttg hal tersebut, Sayidina Ali menjawab "Lebih utama ilmu dprd Harta" , dia bertanya “Mana dalilnya?”, Sayidina Ali menjawab “Pemilik harta dihisab pada hari kiamat sdgkn pemilik ilmu akan diberi syafaat pada hari kiamat”, Maka orang ke 7 pergi dgn jawaban ini.

Dan datanglah orang ke 8, dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, Sayidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, Sayidina Ali menjawab “Harta akan habis seiring waktu dan zaman sdgkn ilmu tidak akan habis oleh waktu dan zaman” Pergilah dia orang ke 8 dgn jawaban ini.

Dan datanglah orang ke 9, dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, Sayidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, Sayidina Ali menjawab “Harta mengeraskan hati sdgkn Ilmu akan menyinari hati”, Pergilah orang kesembilan dgn jawaban ini.

Datanglah orang ke 10, dia bertanya ttg hal tersebut “Lebih utama ilmu atau harta?”, Sayidina Ali menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Mana dalilnya?”, Sayidina Ali menjawab “Pemilik harta akan mengaku Tuhan sebab hartanya sdgkn pemilik ilmu akan mengaku sbg Hamba,
Andaikan mereka menanyaiku ttg hal ini pasti aku akan menjawab dgn jawaban yg lain juga selama mereka hidup.

Maka mereka datang dan masuk islam semuanya.


📕Al Mawa'idzh al 'Ushfuriyyah halaman 10 - 11, Cet. DKI (darul kutub ilmiyah).




عن إبراهيم عن علقمة عن عبد الله بن مسعود رضي الله تعالى عنهم قال :

قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم : « من تعلم بابا من العلم ينتفع به في آخرته ودنياه أعطاه الله خيرا له من عمر الدنيا سبعة آلاف سنة صيام نهارها وقيام لياليها مقبولا غير مردود » ( * )

عن إبراهيم عن علقمة عن عبد الله رضي عنهم قال، قال : قال رسول اللہ ﷺ

: « قراءة القرآن أعمال المكفيين والصلاة أعمال الأعاجز ، والصوم أعمال الفقراء ، والتسبيح أعمال النساء ، والصدقة أعمال الأسخياء ، والتفكر أعمال الضعفاء ، ألا أدلكم على أعمال الأبطال ، قيل : يا رسول الله وما أعمال الأبطال ، قال : طلب العلم فإنه نور المؤمن في الدنيا والآخرة » .

وقال النبي ﷺ : « أنا مدينة العلم وعلي بابها » ،

فلما سمع الخوارج هذا الحديث حسدوا عليا واجتمع عشرة أنفار من كبارهم وقالوا : إنا نسأل منه مسألة واحدة ونرى كيف يجيب لنا فلو أجاب لكل واحد منا جوابا آخر نعلم أنه عالم كما قال النبي ﷺ

1 فجاء واحد منهم وقال : يا علي العلم أفضل أم المال ؟
فأجاب علي فقال : العلم أفضل من المال،
فقال : بأي دليل ؟
قال : العلم ميراث الأنبياء .والمال ميراث قارون وشداد وفرعون وغيرهم . فذهب بهذا الجواب .

2 فجاء الآخر فسأل كما سأل الأول فأجاب علي رضي الله عنه وقال : العلم أفضل من المال ،
فقال : بأي دليل ؟
فقال : العلـم يحرسك والمالتحرسه . فذهب بهذا الجواب .

3 وجاء واحد منهم وسأل كما سأل الأول والثاني ،
فأجاب علي رضي الله عنه وقال : العلم أفضل من المال ،
فقال : بأي دلیل ؟
فقال : لصاحب المال عدو كثير ولصاحب العلم صديق كثير . فذهب بهذا الجواب .

4 وجاء آخر فقال : العلم أفضل أم المال ؟
فقال : العلم أفضل ، فقال : بأي دليل ؟
قال : إذا صرفت من المال فإنه ينقص وإذا صرفت من العلم يزيد . فذهب بهذا الجواب .

5 وحضر آخر فسأل كما سألوا فقال : العلم أفضل أم المال ؟
فقال : العلم المال ، فقال : بأي دليل ؟
قال : صاحب المال يدعى باسم البخل أفضل من واللؤم وصاحب العلم يدعى باسم العظام والكرام . فذهب بهذا الجواب .

6 وحضر آخر وسأل عن ذلك ،فقال : العلم أفضل من المال ،
فقال : بأي دلیل ؟
قال : المال يحفظ من السارق والعلم لا يحفظ من السارق . فذهب بهذا الجواب .

7 وحضر آخر وسأل عن ذالك ،فقال : العلم أفضل أم المال
فقال : بأي دليل ؟
قال : صاحب المال يحاسب يوم القيامة وصاحب العلم يشفع يوم القيامة . فذهب بهذا الجواب .

8 وجاء آخر وقال : العلم أفضل أم المال ؟
فقال : العلم أفضل من المال ،
فقال : بأي دليل ؟
قال : المال يندرس بطول المكث ومرور الزمان والعلم لا يندرس ولا يبلى . فذهب بهذا الجواب .

9 وحضر آخر وسأل فقال : العلم أفضل أم المال ؟
فقال : العلم أفضل ،
فقال : بأي دليل ؟
فقال : المال يقسي القلب والعلم ينور القلب . فذهب بهذا الجواب .

10 وحضر آخر فسأل عن ذلك فقال : العلم أفضل أم المال ؟
فقال : العلم ،
فقال : بأي دليل ؟
قال : صاحب المال يدّعي الربوبية بسبب المال ،
أفضل من المال ويدعي صاحب العلم العبودية ، فلو سألوني عن هذا لأجبت جوابا آخر ما دمت حيا ، فجاؤوا وأسلموا كلهم .


●●●

💠Adab-Adab Dan Keutamaan Hari Jumat

Adab - Adab Sholat Jum'at dan Keutamaan hari Jum'at Menurut Imam Ibnu Qudamah

Oleh : Adam Mostafa EL Prembuny


☆Referensi saya :

📕Mukhtashor Minhajul Qoshidin
👳‍♂️Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi



Adab dan Keutamaan yang berhubungan dengan Sholat Jumat dan Hari Jumat :

1. Disiapin sejak hari kamis untuk nyambut kedatangannya dan pada malam Jum'at nya , dengan membersihkan diri , cuci pakaian , dan nyiapin kebutuhan lainnya .

2. Mandi sunnah pada hari Jum'at , srti yg disebutkan di dlm "2 Kitab Hadits Shohih " dan dlm kitab2 hadits lainnya . Yg lebih utama adalah mandi dilakukan sesaat sebelum (brgkt) melaksanakan sholat Jum'at .

3. Membersihkan badan dari kotoran , potong kuku , bersiwak , pake parfum, dan memakai pakaian yg bagus .

4. Mengawali dateng ke masjid jalan kaki dgn tenang , nggak terburu-buru saat berjalan , niat untuk i'tikaf di masjid sampe waktu sholat Jum'at selesai.

5. Tidak melangkahi pundak orang yg berada di depannya , kecuali kalau memungkinkan ada celah yg cukup untuk dilewatin.

6. Gak boleh lewat di depan orang2 yg lagi sholat .

7. Usahain untuk dapetin shaf yg pertama , kecuali kalo ngeliat kemungkaran pada shof itu , maka boleh untuk milih shof di belakangnya , hal itu karena udzur .

8. Berhenti melaksanakan sholat nafilah dan berhenti dzikir kalau Sang Khotib udah naik ke mimbar untuk berkhutbah , jgn lupa utk menjawab suara adzan lalu mendengarkan khutbah .

9. Melaksanakan sholat sunnah 2 atau 4 rokaat setelah selesai sholat Jum'at.

10. Beri'tikaf di masjid sampe waktu Ashar atau bahkan sampe maghrib. (Qultu : Bagi yg mampu)

11. Menghadirkan hati dlm berdzikir di waktu hari Jumat , karena hari Jum'at adalah hari yg mulia.

12. Memperbanyak baca sholawat kpd Nabi ﷺ pada hari Jum'at , beliau bersabda : "Barang siapa yg bersholawat kpd ku di hari Jum'at sebanyak 80 kali maka Allah akan mengampuni dosa dosanya selama 80 tahun " .

Kalau perlu, dia bisa menambah sholawat dgn mendo'akan Nabi , seperti membaca redaksi do'a ini :

"Ya Allah , berikanlah kpd Nabi Muhammad ﷺ kedudukan , keutamaan, dan derajat yg tinggi serta bangkitkanlah beliau (di hari kiamat ) pada kedudukan yg terpuji seperti yg Engkau janjikan . Ya Allah , limpahkanlah pahala kpd Nabi kami demi kami yg memang pantas".

13. Disunnahkan membaca surat Al Kahfi .

Telah disebutkan dlm hadits yg diriwayatkan oleh Sayidah 'Aisyah rodhiyallahu 'anha , dia berkata :

Rasulullah ﷺ bersabda : " Ketahuilah , maukah kalian kuberitahu tentang satu surat yg keagungannya memenuhi antara langit dan bumi , dan bagi orang yg menulisnya ada pahala seperti itu pula .
Barang siapa yg membacanya pada hari Jum'at , maka akan diampuni dosa2 nya antara hari itu hingga hari Jum'at berikutnya dan ditambah lagi tiga hari . Barang siapa membaca lima ayat terakhir dari surat ini ketika akan tidur , maka Allah akan membangunkan pada bagian malam manapun yg kehendakinya ?
"Mereka menjawab , " Baik , wahai Rasulullah .
"Beliau bersabda , " Itulah surat Al Kahfi " .

Dianjurkan untuk memperbanyak baca Al Qur'an  pada hari Jum'at atau mengkhatamkannya sesuai kemampuannya .

14. Mensedekahkan harta di hari Jum'at , dan dilakukan di luar masjid .

15. Mengisi hari Jum'at dgn amal2 kebaikan untuk akhirat dan usahain utk tinggalin sejenak kesibukan duniawi .


📕Mukhtashor Minhajul Qoshidin halaman 42 - 44, Cet. Maktabul Islamiy.


فصل في آداب تتعلق بصلاة الجمعة ويوم الجمعة وهي نحو من خمسة عشر :

أحدها : أن يستعد لها من يوم الخميس وفي ليلة الجمعة : بالتنظيف ، وغسل الثياب ، وإعداد ما يصلح لها .

الثاني : الاغتسال في يومها ، كما جاء في الأحاديث في « الصحيحين » وغيرها ( 1 ) والأفضل في الاغتسال أن يكون قبل الرواح إليها بزمن يسير . الثالث : التزين بتنظيف البدن ، وقص الأظفار ، والسواك ، وغير ذلك مما تقدم من إزالة الفضلات ، ويتطيب ويلبس أحسن ثيابه . الرابع : التبكير إليها ماشياً . وينبغي للساعي إلى الجامع أن يمشي بسكون وخشوع ، وينوي الاعتكاف في المسجد إلى وقت خروجه . الخامس : ألا يتخطى رقاب الناس ، ولا يفرق بين أثنين إلا أن يرى فرجة فيتخطى إليها .

السادس : ألا يمر بين يدي المصلي . السابع : : أن يطلب الصف الأول ، إلا أن يرى منكراً أو يسمعه فيكون له في التأخر عذر .

الثامن : أن يقطع التنفل من الصلاة والذكر عند خروج الإمام من صومعته ، ويشتغل بإجابة المؤذن ، ثم بأستماع الخطبة .

التاسع : أن يصلي السنة بعد الجمعة إن شاء ركعتين ، وإن شاء أربعاً ، وإن شاء ستا .

العاشر : أن يقيم في المسجد حتى يصلي العصر ، وإن أقام إلى المغرب فهو أفضل .

الحادي عشر : أن يراقب الساعة الشريفة التي في يوم الجمعة بإحضار القلب وملازمة الذكر .

وأختلف في لهذه الساعة : ففي أفراد مسلم من حديث أبي موسى : أنها ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة ( 1 ) .

وفي حديث آخر : هي ما بين فراغ الإمام من الخطبة إلى أن تقضى الصلاة ( ۲ ) . وفي حديث جابر : أنها آخر ساعة بعد العصر ( 3 ) .

وفي حديث أنس قال : « التمسوها ما بين صلاة العصر إلى غروب الشمس » ( 4 ) . وقال أبو بكر الأثرم : لا تخلو لهذه الأحاديث من وجهين : إما أن يكون بعضها أصح من بعض . وإما أن تكون لهذه الساعة تنتقل في الأوقات كتنقل ليلة القدر في ليالي العشر .

الثاني عشر : أن يكثر من الصلاة على النبي ﷺ في لهذا اليوم ، فقد روي عن النبي ﷺ أنه قال : « من صلى علي في يوم الجمعة ثمانين مرة غفر الله له ذنوب ثمانين سنة » ( 5 ) . وإن أحب زاد في الصلاة عليه الدعاء له ، كقوله :

( اللهم آت محمداً الوسيلة والفضيلة ، والدرجة الرفيعة ، وأبعثه المقام المحمود الذي وعدته ، اللهم أجز نبينا عنا ما هو أهله ) . وليضف إلى الصلاة الاستغفار ، فإنه مستحب في ذلك اليوم .

الثالث عشر : أن يقرأ سورة الكهف ، فقد جاء في حديث من رواية عائشة رضي الله عنها أنها قالت : قال رسول اللہ ﷺ : « ألا أحدثكم بسورة ملأ عظمها ما بين السماء والأرض ، ولكاتبها من الأجر مثل ذلك . ومن قرأها يوم الجمعة غفر له ما بينها وبين الجمعة الأخرى وزيادة ثلاثة أيام . ومن قرأ الخمس الأواخر منها عند نومه بعثه الله تعالى أي الليل ( ۱ ) شاء » ؟ قالوا : بلی یا رسول الله . قال : « سورة الكهف » ( ۲ ) .

وروي في حديث آخر : أن من قرأها في يوم الجمعة أو ليلة الجمعة وقي الفتنة (٣)

ويستحب أن يكثر من قراءة القرآن في يوم الجمعة ، وأن يختم فيه ، أو في ليلة الجمعة إن قدر .

الرابع عشر : أن يتصدق في يوم الجمعة بما أمكن ، ولتكن صدقته خارج المسجد . ويستحب أن يصلي صلاة التسبيح في يوم الجمعة . .

الخامس عشر : يستحب أن يجعل يوم الجمعة لأعمال الآخرة ، ويكف عن جميع أشغال الدنيا .

●●●


👋 Panduan Membaca

💠Penjelasan Tema Artikel

                   Tema  & Bahasan   • Aqidah & Filsafat Memuat tulisan-tulisan pembahasan tentang Ilmu kalam, teologi, Ilmu mantiq...